BANDUNG, KITAKATOLIK.COM.– untuk mendapatkan gambaran secara utuh peta situasi kondisi Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat, terkait Polsosbudkam dan umat beragama menjelang Pilgub 2018 dan Pilpres 2019, Pebimas Katolik KanWil KeMenAg Provinsi Jawa Barat dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Bandung menyelenggarakan pertemuan dengan anggota FKUB wakil-wakil Katolik se-Jawa Barat, di Hotel Gumilang Regency, Bandung, Jawa Barat.
Selama tiga hari, Jumat hingga Minggu (22-24/9/2017), pertemuan tersebut dihadiri sekitar 40-an orang adalah perwakilan wakil Katolik di FKUB dari 27 Kabupaten/ Kota se-Jawa Barat, secara resmi dibuka oleh Dra. Rosentina Lopez, Kepala Pebimas Katolik KanWil KeMenAg Provinsi Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Rosentina mengatakan agama bagi bangsa Indonesia menjadi hal yang penting sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjelang Pilgub 2018 dan Pilpres 2019 Gereja Katolik bersama umatnya yang merupakan bagian dari umat beragama secara keseluruhan, harus berperan serta menjaga inter dan antar umat beragama. Kehadiran Gereja kiranya dapat memberi warna, arah dan mendorong penguatan tumbuhnya ketahanan umat dalam menyikapi dan menghadapi segala tantangan yang memicu adanya eskalasi konflik antar umat.
“Indonesia bukan negara teokrasi dan sekuler. Oleh sebab itu tujuan pembangunan di bidang agama adalah meningkatkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam keagamaan. Jawa Barat masuk dalam ‘zona merah’ tingkat intoleransi tertinggi disebabkan oleh adanya kepentingan politik. Dalam konstelasi dan level yang berbeda-beda, kondisi ini dapat memicu adanya eskalasi konflik antar umat/warga bila tidak disikapi dengan bijak. Potensi kerenggangan dan melemahnya ikatan antar warga menjadi hal yang kurang baik, karena memungkinkan dibenturkannya antar warga/umat yang sering digunakan dan dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kepentingan atau tujuan sesaatnya, baik untuk diri sendiri, kelompok atau tujuan gerakan yang lebih besar” ujar Rosentina.
Harapan yang sama juga disampaikan Pastor Agustinus Sugiharto, OSC, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Bandung. Baik secara internal Gereja maupun bersama umat beragama yang lain, dalam proses penguatan ketahanan umat harus terus dibangun dan memperjuangkan, agar tidak terjadinya potensi pemecahbelah bangsa di antara sesama umat.
“Menjadi penting bila semua unsur dan tokoh bersinergi mengupayakan terus penguatan-penguatan hubungan inter dan antar umat di masyarakat, dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kehidupan yang kondusif, aman, rukun dan mensejahterakan bersama. Oleh sebab itu dalam kegiatan dan segala prilaku kita harus tetap mengatasnamakan Keuskupan/Gereja Katolik. Tidak atas nama pribadi serta tetap berkoordinasi dengan para pastor paroki setempat,” harap Romo Agus.
Kegiatan sekaligus sharing karya dari FKUB Kapubaten/Kota se-Jawa Barat, menghadirkan para pembicara yang berkompeten di bindangnya. Mereka adalah Brigjen TNI Danny Gautama, SH – KABINDA Provinsi Jawa Barat, memaparkan tentang peta situasi dan kondisi Indonesia dan Jawa Barat khususnya saat ini serta dalam menyongsong pesta demokrasi 2018-2019, Drs H. Rafani Achyar, Msi – Ketua FKUB dan Sekretaris Umum MUI Provinsi Jawa Barat, memaparkan tentang upaya bersama memelihara dan meningkatkan kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama, dalam menyongsong pesta demokrasi 2018-2019, Pastor YC. Abukasman, OSC – Komisi HAK Keuskupan Bandung, memaparkan tentang membangun komunikasi lintas agama, untuk menyikapi berita/ isu yang salah tentang Gereja Katolik dan Sihar Petrus Simbolon, Direktur Urusan Agama Katolik, yang memaparkan tentang badan hukum Gereja Katolik, dan registrasi rumah ibadat.
Pastor YC. Abukasman, OSC, berharap melalui pertemuan koordinasi ini, dapat terbangun jaringan komunikasi, kerjasama dan bersinergi yang konkret antara wakil di FKUB dengan Paroki dan Keuskupan dalam membangun penguatan daya tahan umat Katolik dalam menghadapi dan menyikapi dinamika berbangsa untuk kedamaian dan kesejahteraan bersama.
“Kita umat Katolik harus berperan serta secara aktif dalam setiap pertemuan FKUB dan bisa menjembatani hubungan antara Gereja dengan pengurus FKUB dan masyarakat serta memberikan informasi yang konkret-konstruktif”, harapnya.
Sementara RP. Ignatius Widiaryoso, OFM yang juga merupakan perwakilan FKUB Kabupaten Cianjur dalam kotbah misa penutupan kegiatan pertemuan mengatakan sebagai wakil Katolik di FKUB diharapkan turut serta dalam menjaga stabilitas negara. Karena hal itu merupakan perwujudan dari iman.
“Untuk menciptakan toleransi pada zaman ini adalah mari kita sebagai warga Gereja Katolik untuk tetap mempertahankan NKRI. Kata-kata Mgr. Albertus Soegijapranata SJ yang telah diangkat menjadi pahlawan nasional sangat tepat untuk mengaplikasikan ajaran, jadilah Katolik 100% dan warga negara Indonesia 100% dalam menjaga stabilitas negara karena merupakan perwujudan dari iman kita”, harapnya. (Darius Lekalawo)