ASISI-ITALIA,KITAKATOLIK.COM—Banyak hal unik melingkupi Carlo Acutis, calon orang kudus yang akan dibeatifikasi besok, Sabtu (10/10/2020). Setelah 14 tahun lebih berada dalam kubur, ketika digali dalam kerangka proses beatifikai, seluruh tubuhnya masih ditemukan. Bahkan sebelumnya, dikhabarkan masih utuh.
Keunikan juga nampak saat tubuhnya dibaringkan di kuburan kaca di mana dia dapat dihormati peziarah hingga 17 Oktober 2020 nanti. Ia tampil mengenakan jeans dan sepasang sepatu Nike, pakaian kasual yang dia sukai dalam hidup.
Pastor Carlos Acácio Gonçalves Ferreira, pimpinan tempat jenazah Carlos ditempatkan mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah orang suci mengenakan pakaian seperti itu.
“Ini adalah pesan yang luar biasa bagi kita; kita dapat merasakan bahwa kekudusan bukanlah hal yang jauh tetapi sangat dapat dijangkau setiap orang karena Tuhan adalah untuk semua orang,” katanya seperti dikutip Catholic News Agency (CNA).
Upacara beatifikasi sendiri akan dipimpin Kardinal Giovanni Becciu, Perfek Kongregasi untuk Urusan Orang Suci. Sebelum mendapat gelar beato (diberkati) pada 10 Oktober besok, terlebih dahulu ia mendapat gelar “Yang Mulia” pada tahun 2018. Sementara proses mendapatkan gelar sebagai orang sucinya sudah dimulai sejak 2013.
Teladan bagi kaum muda
Paus Fransiskus menjadikan Carlo sebagai teladan bagi kaum muda saat ini yang sering tergoda oleh jebakan-jebakan mementingkan diri sendiri, terisolasi dan kesenangan kosong.
“Carlo sangat menyadari bahwa seluruh perangkat komunikasi, iklan, dan jejaring sosial dapat digunakan untuk meninabobokan kita, membuat kita kecanduan konsumerisme dan membeli barang-barang terbaru di pasar, terobsesi dengan waktu luang kita, terperangkap dalam negativitas,” tulis Paus dalam nasihatnya kepada kaum muda, “Christus Vivit”.
“Dia tahu bagaimana menggunakan teknologi komunikasi terbaru untuk menyebarkan Injil, untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan keindahan,” tambah Paus.
Keutamaan Carlo
Carlo lahir tanggal 3 Mei 1991, di London, tempat orang tuanya bekerja. Hanya beberapa bulan kemudian, orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, pindah ke Milan.
Sejak usia muda, Carlo tampaknya memiliki cinta yang khusus kepada Tuhan. Sebagai seorang anak kecil, ia suka sekali berdoa rosario. Setelah dia menerima Komuni Pertama, dia rajin ikut Misa, menyiapkan waktu hening sebelum dan setelah Misa. Ia juga mengaku dosa setiap Minggu.
Carlo memiliki keahlian di bidang komputer. Sejak umur sembilan tahun, Carlo hampir menguasai Operating System (OS) untuk aplikasi mobile, website, atau desktop. Di usia 12 tahun, ia sudah bisa merancang flowchart, menulis kode program, dan menguji program.
Tahun 2004, ia pernah membuat website khusus informasi iman kekatolikan. Salah satu topik utamanya adalah mukjizae ekaristi. Ekaristi, menurut dia, merupakan “jalan tol menuju sorga”.
Carlo sangat cinta ekaristi dan berusaha mengikutinya setiap hari dengan persiapan yang matang. Ia sering bertanya mengapa orang rela mengantri berlama-lama mendapatkan tiket konser rock dan film, tetapi malas mengantri menerima tubuh Kristus? Dalam sebuah tulisannya juga dirinya menemukan bahwa tidak ada artinya membuang waktu untuk suatu yang tidak abadi.
Tanggal 12 Oktober 2006, Carlo meninggal dunia di Monza, Mila, Italia karena leukimia yang dideritanya. (Admin)