Doa Tak Terjawab? Ingat, Tuhan Hanya Memberi yang MenurutNya Baik Bagimu

KITAKATOLIK.COM—Apakah semua doa kita pasti  dikabulkan Tuhan? Jujur, ada begitu banyak doa kita yang nyatanya tak  atau belum dikabulkan Tuhan.

Apakah ini bertentangan dengan pesan Injil yang menegaskan bahwa sejauh kita meminta, sejauh kita mengetuk, maka doa kita pasti dikabulkan dan pintu akan dibukakan seperti tercatat dalam Matius 8:1-2?

Disana ditulis, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan!”

Tak terpungkiri, bagi banyak umat kristiani, ayat itu sering  dianggap sebagai jaminan pengabulan doa. Sejauh kita rajin meminta, rajin mencari dan mengetok, pastilah permohohan kita dikabulkan. Betulkah demikian?

Bila kita mengikuti ayat-ayat selanjutnya, nampaknya tidak. Ditegaskan di sana bahwa hanya permintaan yang menurut Tuhan baik bagi si pemohonlah yang akan dikabulkan Tuhan (Matius 8:11).

“Bapak yang di sorga memberikan yang baik kepada yang memintanya. Bukan memberikan semua yang mereka minta,” kata Pastor Constantius Eko Wahyu OSC dalam sebuah seminar bertajuk “Ketika Doa Nampaknya Tak Terjawab” yang diselenggarakan oleh Komunitas Pertumbuhan Iman Wanita Bunda Penebus.

Pastor Eko Wahyu, OSC dalam sebuah seminar rohani.

Doa, kata Pastor Eko, merupakan kepercayaan kepada Allah bahwa Ia akan memberikan yang baik kepada kita.

“Sama seperti seruan Kitab Suci yang menegaskan bahwa Tuhan hanya akan memberikan hal-hal yang menurutNya baik bagi kita, Katekismus Gereja Katolik (KGK) nomor 2559 menegaskan bahwa doa adalah mengangkat jiwa kepada Tuhan atau suatu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik. Jadi baik Injil maupun di dalam KGK menyebutkan bahwa kita berdoa untuk hal-hal yang baik,” katanya.

Masalahnya, lanjut Pastor Eko, adalah siapa penentu kebaikan itu.  Kalau menurut manusia, yang baik itu adalah sukses, sehat, lancar, tidak banyak masalah, tidak ada godaan roh jahat.

“Itu baiknya menurut manusia. Tapi baiknya menurut Tuhan belum tentu seperti itu. Tolong diingat bahwa Tuhan ada dalam diri saya, bukan untuk menyenangkan saya. Terbalik, Allah menciptakan manusia supaya  menjadi alat di tangan Tuhan. Jadi bukan Allah menciptakan manusia supaya manusia memperalat Tuhan,” jelas pastor yang kini bertugas di Paroki Curug, Santa Helena, Tangerang, ini.

Dalam kerendahan hati

Menurut Pastor Eko, doa harus bertolak dari keredahan hati. Ketika kita berdoa dalam kesombongan, maka kita akan merasa lebih tahu dari Tuhan.

“Sebagai manusia, sebenarnya kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita doakan. Jangan-jangan salah. Jangan-jangan pada saat saya minta ini, ini malah mencelakakan atau membuat saya mederita. Kita itu hanya tahu sebatas pemikiran kita. Dan pikiran kita itu pendek. Sedangkan Tuhan Allah memikirkan semesta,” jelasnya.

Bukti ketiadaan kerendahan hati juga terekspresi dalam doa yang egoistis, yang mengarah ke kepentingan diri sendiri.

“Doa merupakan ungkapan jiwa kita yang mengakui kebesaran Tuhan dan keterbatasan kita. Doa kita harusnya bukan mengedepakan apa yang kita  mau, tapi apa yang Tuhan mau. Karena keterbatasan kita tadi. Mungkin bagi kita saat itu baik, tapi untuk perjalanan yang panjang, tidak baik,” lanjutnya sambil menegaskan bahwa kita berdoa bukan untuk merubah keputusan Tuhan tapi agar kita sanggup menerima apapun yang diberikan Tuhan.

Melibatkan seluruh diri

Mengutip Santo Thomas Aquinas, Pastor Eko menegaskan bahwa dalam doa, akal budi dan keinginan harus bekerjasama untuk menerima dan mengalami kehadiran Tuhan.  Jiwa dan hati kita juga harus berada di hadirat Tuhan.

“Masalahnya dalam doa seringkali tubuhnya di gereja, pikirannya ke mana-mana. Apalagi hatinya. Jadinya, doa tidak menyatukan. Jika  hati kita jauh dari Tuhan maka kata-kata menjadi percuma,” katanya sambil menegaskan bahwa hanya berpikir tentang Tuhan tidak cukup. Kita harus memberikan hati kepada Tuhan dalam doa kita. .

Ia menunjuk Doa Bunda Maria: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”, sebagai contoh doa yang baik. Disitu, Maria menempatkan diri sebagai hamba Tuhan.

“Yang namanya hamba, kalau Tuhan mau seperti apapun, dia terima. Dia menerima dengan penuh kerendahan hati, bukan menerima dengan penuh kemarahan,” ujar pastor Eko. (Admin)

 

 

 

One Comment on “Doa Tak Terjawab? Ingat, Tuhan Hanya Memberi yang MenurutNya Baik Bagimu”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *