JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag, Hj. Eny Yaqut Cholil mengajak seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama, baik di pusat maupun di daerah, untuk membiasakan diri mengenakan kebaya sebagai simbol bermoderasi.
“Kebaya bisa menjadi simbol kita untuk bermoderasi. Kebaya bisa dipakai untuk siapa saja dan tidak melihat agamanya apa, sukunya apa. Jadi siapapun bisa mengenakan kebaya, mau muslim dan non muslim juga bisa,” kata Eny saat menerima kunjungan Ketua Umum Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Rahmi Hidayati dan jajaran pengurus di kediaman rumah dinas Menteri Agama, Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2021).
Ia berharap, kebaya dapat dipandang sebagai alat pemersatu. Dan sebagai agen untuk mensosialisasikan moderasi beragama, keluarga besar DWP Kemenag diharapkan tampil seagai contoh.
“Tidak mungkin bisa mengajak orang lain kalau kita tidak moderat. Moderasi itu adalah tentang menghormati kebebasan orang lain dalam berpendapat, dalam beragama dan memilih apapun dalam hidup mereka masing-masing,” tandas Eny.
Dalam kesempatan itu, Eny juga menjelaskan bahwa ada tiga pesan penting dalam semangat baru Kementerian Agama yang digaungkan Menag Yaqut Cholil Qoumas. Pertama tentang transparansi birokrasi yang harus lebih baik lagi. Kedua, moderasi beragama. Dan ketiga, persaudaraan antar umat maupun persaudaraan berkebangsaan.
Dalam pertemuan itu, Hj. Eny Yaqut Cholil tampak serasi mengenakan songket padanan dres hitam dengan jilbab abu-abu. Begitu juga dengan Ketua Umum Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Rahmi Hidayati dan jajaran pengurus yang mengenakan songket dalam berbusana. (admin/depag)