MANADO,KITAKATOLIK.COM—Rasa simpati masyarakat kepada Senator DR. Maya Rumantir, memang tak pernah luntur. Salah satunya terekspresi semalam pada acara 35 Tahun Maya Rumantir Berkarya, tamu membludak di luar prediksi.
Menurut Ike Tampoli, salah seorang pentolan “Para Sahabat Maya Rumantir” yang menjadi penyelenggara acara ini – pihaknya hanya mengedarkan undangan 200, tapi fakta di lapangan yang datang 500 an tetamu.
“Di satu sisi kami terharu, ini ekspresi rasa cinta Masyarakat Sulut pada si Kendis. Tapi di sisi lain, ini di luar estimasi kami, ada pelayanan yang keteteran. Untuk itu, kami mohon maaf apabila pelayanan kami kurang maksimal,” tutur Ike Tampoli, Master Musik jebolan Institut Musik ternama Yogyakarta ini.
Dari pantauan media ini, acara yang digelar Rabu malam 17 April 2024 di BallRoom Hotel Luwansa Manado ini, tetamu sudah tak lagi mempedulikan pelayanan pihak hotel maupun penyelenggara.
“Torang datang kamari bukan mencari makan, tapi melampiaskan kerinduan kami pada idola kami yakni Ibu Maya Rumantir. Menurut saya, beliau itu Tokoh Perempuan asal Sulut yang menasional. Sebagai Perempuan, si Kendis itu teladan kami dalam segala hal,” jelas Serly M. Poluakan, seorang Ibu rumah tangga asal Katinggolan Tondano Minahasa, yang datang atas inisiatif sendiri karena diberitahu oleh seorang teman yang mendapat undangan.
Secara keseluruhan acara yang dikreasi oleh Kiara Hutasoit – puteri tunggal si Kendis – dikaitkan juga sebagai ungkapan Syukur HUT DR. Maya Rumantir (2 April), HUT Ir. Takala Hutasoit (17 April) suaminya, serta HUT Perkawinan yang ke 20 tahun ini, berjalan kusuk penuh doa.
Para tokoh agama yang hadir secara bergiliran – dengan tata cara agamanya masing-masing, mendoakan Maya Rumantir beserta keluarga. Nampak yang mendoakan, Pastor Crist Santi MSC (Katolik), Pdt. Joy Hendry Woy, MA (Protestan), Ustadz Kisman Munte, S.Ag (Islam), Drs. Ida Ketut Alit (Hindu), Meici Bibiana Runtuwene (Budha) serta Jr. Anitje Labang, S.Pd. (Konghuchu). Sedangkan, Ps. DR. Josua B. Tewuh, DBS., dalam refleksi firman Tuhan yang di ambil dari Yohanes 1: 16-17, berharap dan berdoa, agar Keluarga Takala Hutasoit dan Maya Rumantir tetap menjadi teladan tentang kerendahan hati. Kesombongan dan tinggi hati adalah murka Allah.
Mewakili para tamu, Panglima Kodam XIII Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya, M.A,. dalam sambutan pesan dan kesannya berharap Ibu Maya Rumantir untuk tidak jenuh-jenuh menjadi mitra TNI dalam menjaga kerukunan, persatuan di antara anak bangsa.
“Kegiatan maupun aktivitas Ibu Maya Rumantir yang begitu cinta Tanah Air, menjadi modal utama dalam mengambil peran yang lebih besar untuk menginspirasi anak bangsa lain,dalam mengambil peran menjaga keutuhan Bangsa,” tutur pria kelahiran Sidoarjo 8 Oktober 1969.
Lebih lanjut, mantan Gubernur Akademi Militer ini menjelaskan bahwa tantangan terdekat Bangsa Indonesia ke depan adalah Pilkada serentak bulan November 2024. Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan Pilkada ini sebagai sebuah pesta demokrasi kita semua. Pilihan silahkan berbeda tetapi NKRI di atas segalanya. Jaga kerukunan, jangan terpancing provokator yang ingin memancing kekacauan. Sebab kalau negara jadi rusuh yang rugi kita semua.
“Nah, Ibu Maya Rumantir berserta para sahabatnya yang ada di Sulawesi Utara bisa memberi inspirasi dan teladan dalam menjaga kerukunan,” ajak Lulusan AKABRI tahun 1991 ini.
Senator DPD RI DR. Maya Rumantir, mewakili keluarga, dengan mata berkaca-kaca, mengucapkan terima kasih kepada seluruh Masyarakat Sulawesi Utara atas dukungan dan doa.
“Saya bisa berkarya karena adanya dukungan doa dari Masyarakat Indonesia, terkhusus Masyarakat Sulawesi Utara. Momentum 35 tahun berkarya bukan akhir dari perjalanan Panggilan Hidup saya, tetapi menjadi langkah awal untuk terus maju mengabdi pada Nusa dan Bangsa. Langkah awal dalam memberi diri serta mencari metode-metode baru sesuai tantangan dan tuntutan zaman,” jelas 5 besar peraih suara terbanyak pemilihan legislatif DPD di seluruh Indonesia.
Ia memaknai Perayaan Syukur ini sebagai kesempatan kontemplasi untuk menatap masa depan, agar apa yang dicita-citakannya sejak kecil yaitu untuk menjadi orang yang berarti bagi Nusa dan Bangsa makin berdampak dan memberi makna positif bagi banyak orang.
“Perubahan jangan kita takuti tetapi harus kita syukuri. Sebab hanya satu yang tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, yakni janji Tuhan akan keselamatan bagi orang yang setia dan taat mengikuti firmanNya,” tegasnya. (Gelegar Benito Tambulenas).