Dalam Amanat pengutusanNya, Yesus berkata kepada keduabelas muridNya: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang!” (Matius 10: 16-23).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DALAM Injil hari ini Yesus memperingatkan para murid/pengikutNya (juga kita) untuk siap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk dalam mengikutiNya dan dalam menjalankan roda kehidupan saya, anda “saat ini – di sini”.
Para murid akan “dibenci dan dianiaya” karena nama Yesus, tetapi yang bertahan dalam iman, yang tekun dan setia mengikuti “protokol” imannya akan selamat.
Kesediaan mengikuti Kristus dan menjalani kehidupan ini tidak akan pernah menjauhkan para murid (kita zaman kini) dari berbagai kesulitan, tantangan, hambatan, gangguan, ancaman, persoalan hidup, sekalipun kita berniat berbuat berbagai kebaikan dan pencerahan, tetapi janganlah takut, cemas atau kiatir karena Roh Bapa akan “melindungi” mereka (kita) sehingga tidak binasa.
Penyertaan Allah menjadi jaminan bagi semua orang (kita) yang setia dalam mengikuti “protokol” iman yang membawa kita kepada kebaikan bersama dan keselamatan sendiri dan orang lain.
“Janganlah kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu…Dan kamu akan dibenci oleh semua orang karena NamaKu, tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat!” (Matius 10:19-20.22).
Dalam situasi dan kondisi sulit apapun kita sering kuatir, cemas dan takut. Kita harus menggunakan “segala kemampuan manusiawi kita untuk menghadapi, memecahkan dan menyelesaikan masalah atau persoalan hidup. Kadang bahkan sering kita takut, cemas, kuatir akan apa dan bagaimana jalan untuk mengatasi persoalan hidup itu.
Berusahalah secara manusiawi semaksimal mungkin dan berdoalah, karena Roh Allah akan membantu kata-kata yang keluar dari mulut kita. Roh Allahlah yang menggerakkan “usaha manusiawi” kita untuk mengatasi kesulitan atau persoalan hidup ini.
Roh Allahlah yang berbicara kepada kita untuk mengikuti dan mematuhi protokol iman. Siapa yang bertahan sampai kesudahannya (tekun dan setia dan taat mengikuti protokol iman: mendengarkan, mengikuti dan melaksanakan bisikan Roh Allah) akan selamat! (Matius 10:22).
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang tidak takut, gelisah, cemas karena setia mengikuti protokol iman: mendengarkan dan melaksanakan bisikan Roh Allah. Amin.