Justinus Kardinal Suharyo: Wabah adalah Tanda Zaman yang Dasyat, Bukan Hukuman Allah

JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—COVID-19 dengan segala akibat ikutannya, telah merampas keteraturan dunia dan menimbulkan banyak korban. Banyak orang menderita sakit, meninggal dan kehilangan pekerjaan. Kemiskinan pun makin kuat memagut.

Dalam wabah ini, tak sedikit orang pun mempertanyakan kemahakuasaan dan kasihTuhan. Wabah lalu dianggap sebagai hukuman Allah.

“Seperti apa pun beratnya kenyataan yang harus kita hadapi, kita tetap yakin bahwa Allah adalah Kasih. Wabah ini bukan hukuman Allah akibat dosa-dosa manusia, melainkan salah satu tanda zaman yang dahsyat –di antara tanda-tanda zaman yang lain –yang mesti kita cari dan temukan hikmahnya dalam kacamata iman,” kata Uskup Agung Jakarta Justinus Kardinal Suharyo.

Hal itu ditegaskannya dalam Surat Gembala Prapakah 2021 yang dibacakan di seluruh Paroki se Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), pada Minggu (14/2/2021). Pernyataan tersebut dikutip Kardinal dari doa Paus saat wabah COVID-19 mulai menyebar pada Maret 2020 yang lalu.

Selain menegaskan bahwa wabah bukan hukuman, Paus juga menegaskan bahwa pandemi ini merupakan moment untuk memilih mana yang sungguh berarti dalam hidup ini dan mana yang akan lewat, saat untuk membedakan mana yang sungguh penting dan mana yang tidak penting.

“Ini adalah saat bagi kami untuk kembali ke jalur hidup kami yang benar dalam hubungan kami dengan Dikau, ya Tuhan, dan dengan sesama kami,” kata Paus dalam doanya itu.

Terkait itu, Kardinal Suharyo meminta umat untuk selalu memilih yang baik dan benar. Hal itu, kata Kardinal, memang tak mudah karena kita lebih cenderung memilih  yang mudah dan menyenangkan.

“Prapaskah adalah masa yang disediakan oleh Gereja sebagai waktu yang istimewa bagi kita semua untuk melatih diri agar memilih yang baik dan benar menjadi watak kita,” kata Kardinal. (admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *