KITAKATOLIK.COM— Ketua Komisi VIII DPR RI Dr. H. Ali Taher Parasong menegaskan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) meruakan negeri perdamaian. Hal itu diungkapkan pria asal Lamakera, Flores Timur ini saat membuka Pergelaran Paduan Suara Perguruan Tinggi Agama Katolik (PP-PTAK) yang diselenggarakan Bimas Katolik sejak 4-7 November 2017 di RedTop Hotel, Jakarta Minggu (5/11/2017) yang lalu.
“Kebetulan tahun 1960-an saya bersekolah di Sekolah Dasar Katolik El Tari, Ile Ape, Lembata. Yang saya rasakan tidak ada kata benci. Yang ada hanya kasih dan sayang. Waktu kecil bapak saya selalu bangun masjid, bangun gereja dan hampir tidak ada konflik. Kalau memang ada konflik paling siapa yang lebih pintar itu yang lebih maju,” ungkapnya.
Menurut Ketua Komisi DPR RI yang membidangi beberapa kementerian, dalam perjalanan sejarah, antara lain kementerian agama ini, hubungan antara Islam dan Katolik sangat akrab. Terdapat banyak perjumpaan antara Katolik dan Islam dalam pentas kehidupan umat manusia.
“Salah satu pertemuan peradaban kita adalah nyanyi, lewat seni budaya. Seni bisa menyatukan kita. Seni bisa membuat kita begitu bahagia, begitu melankolis sekaligus memberikan kepuasan spiritualistas,” katanya.
Kepada para mahasiswa, Ali Taher berharap mereka terus mengembangkan tiga hal penting yaitu attitude, knowledge dan skill sebab itu merupakan modal utama untuk berkompetensi. Kompetensi yang terus bergulir, dilakukan berulang-ulang akan menjadi habit maka apa yang disebut profesionalitas. Orang yang memiliki profesionalitas akan memiliki juga intelektualitas dan kharakter yang baik.
Pada kesempatan yang sama, ia juga meminta mahasiswa untuk terus menghargai perbedaan dan saling menghormati.
“Nusantara ini terdiri dari ribuan pulau seperti Tuhan sedang melukis di atas kanvas, di sebuah warna kehidupan. Jangan pernah ada dendam di antara kita. Biarlah setiap orang memilih jalannya sendiri. Jangan membuat luka di antara kita. Semua memiliki tujuan yang sama hanya caranya yang berbeda,” katanya. (Darius Lekalawo)