JAKARTA, KITAKATOLIK.COM—Kita hanya menghuni satu planet yaitu planet bumi. Karena hanya satu-satunya tempat tinggal bersama, maka kita wajib merawatnya. Melihat makin besarnya luka bumi – rahim hidup umat manusia – oleh ulah sembrono manusia sendiri, Paus Fransiskus mengeluarkan Ensiklik “Laudato si” (Pujian BagiMu) pada 18 Juni 2015.
Dalam Enklisik (Surat Paus sebagai Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik dunia, yang berisi ajaran Sri Paus mengenai iman dan kesusilaan) itu Paus asal Argentina ini mengeritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak orang di seluruh dunia untuk mengambil “aksi global yang terpadu dan segera”.
Rumah kita bersama
Di bagian awal, Paus mengajak kita semua untuk memandang ibu bumi ini sebagai “saudari, rumah kita bersama”. Sebagai saudari, kita mestinya berbagi kehidupan dan memuji keindahan ibu bumi ini yang lengannya terbuka lebar untuk memeluk kita semua.
Hendaklah kita jangan lupa bahwa kita berasal dari tanah; badan jasmani kita dibentuk dari elemen-elemen bumi, kita menghirup udara bumi dan menikmati kehidupan dan kesegaran dari air yang dialirkan oleh ibu bumi ini.
Paus mengingatkan kita akan prilaku manusia terhadap ibu bumi ini yang diperlakukan semena-mena, dieksploitir, diporak-porandakan oleh karena keserakahan serta arogansi dan rendahnya rasa menghormati manusia terhadap saudarinya, ibu bumi ini.
Pertobatan ekologis
Dalam ensikliknya tersebut, Paus Fransiskus juga mengumandangkan lagi seruan para pendahulunya. Juga seruan Paus Yohanes Paulus II tentang perlunya manusia segera melakukan “pertobatan ekologis”. Kita diajak untuk berbalik, memutar haluan, “merubah pola pikir dan pola bertindak kita” sebagai penghuni ibu pertiwi masa kini.
Pola pikir dan bertindak baru perlu dikumandangkan. Pola baru itu berkenaan dengan “cara lebih memandang keindahan dan rasa tanggung jawab kita untuk melestarikan rumah kita bersama ini” dari pada mengeksploitasi habis-habisan isi perut bumi dan menghilangkan keindahan “saudari” kita ini.
Solidaritas baru dan universal
Paus Fransiskus menegaskan urgensi diadakannya dialog baru tentang bagaimana kita membentuk masa depan planet kita. “Kita memerlukan percakapan yang melibatkan semua orang, karena tantangan lingkungan yang kita alami, dan akar manusianya, menyangkut dan menjadi keprihatinan kita bersama,” tulisnya.
Paus menulis, banyak pihak telah berupaya untuk mencari solusi konkrit atas krisis lingkungan, namun mengalami kegagalan karena perlawanan dari mereka yang kuat, maupun karena kurangnya minat dari yang lain.
“Sikap menghalangi, bahkan dari pihak orang-orang beriman, dapat berkisar dari penyangkalan masalah sampai dengan ketidakpedulian, pasrah dengan acuh tak acuh, atau kepercayaan buta terhadap solusi teknis,” tegasnya.
Paus juga menegaskan perlunya membangun solidaritas yang baru dan universal. “Bakat dan komitmen setiap orang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh penyalahgunaan manusia terhadap ciptaan Allah,” katanya mengutip pernyatan para uskup Afrika Selatan. (Paul MG/dbs).