JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Melalui Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) yang biasanya digelar pada setiap bulan Oktober, umat Katolik diharapkan mengartikulasikan kembali pesan Sumpah Pemuda yaitu persatuan dan kesatuan.
“Pesparani merupakan wadah konsolidasi umat Katolik se-Indonesia untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan, memperkuat toleransi dan moderasi beragama melalui seni dan budaya,” ujar Ketua Bidang Humas Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Muliawan Margandana dalam Rakernas lembaga tersebut di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur, Jumat hingga Minggu (13-15/5/2022 dalam rilis Humas LP3KN yang dikirim kepada redaksi kitakatolik.com.
Rakernas dihadiri 34 Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) dan Pembinas se-Indonesia. Rakernas mengusung tema: “Sukseskan Pesparani Tingkat Nasional II di NTT Perkuat Toleransi dan Moderasi Beragama Menuju Indonesia Bermartabat.”
Ia berharap ada sinergi antara LP3KN dan LP3KD dalam Pesparani agar tumbuh iman, harapan, dan kasih dan pengembangan sikap moderasi beragama di Tanah Air di tengah pemulihan dari pandemi.
“Aktivitas Pesparani bisa menjadi spirit toleransi sebagai kontribusi bagi pemantapan jati diri bangsa,” kata mantan Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) ini.

Sementara Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala dalam sambutan menjelaskan Rakernas ini diselenggarakan dengan beberapa tujuan sekaligus. Pertama, memperingati HUT LP3KN keemat. Kedua, melakukan peluncuran dini Pesparani II NTT dan ketiga melakukan pembahasan teknis acara terkait Pesparani II, serta membahas berbagai persoalan yang muncul dan berpotensi menghambat perkembangan LPKN dan LP3KD.
Moderasi Beragama
Rakernas ini diawali dengan Misa syukur oleh Sekretaris Jenderal KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC dan dibuka oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam hal ini diwakili oleh PLT Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono.
Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan pesan moderasi beragama. Moderasi beragama, kata dia, adalah cara beragama dalam kehidupan sehari-hari dengan prinsip adil dan seimbang. Dengan kata lain moderasi beragama adalah jalan tengah dalam beragama.
“Prinsip ini harus diutamakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi bukan agamanya yang dimoderasikan tetapi cara pandang, sikap kita menyangkut hidup beragama seseorang,” sebutnya.
Di Kupang
Pesparani ke-2 akan digelar di Kupang, NTT, pada akhir Oktober hingga awal November 2022. Menurut Ketua Panitia Rakernas Pesparani II Hasiholan Siagian, pemilihan kota Kupang sebagai pusat giat Pesparani II berdasarkan usulan dalam Munas di Ambon yang disetujui oleh KWI dalam sidang tahunan di Bandung pada November 2018.
Sedianya Pesparani ini digelar pada 2020, namun ditunda ke 2021, dank arena COVID-19, ditunda lagi di tahun 2022 ini. (Admin)