KITAKATOLIK.COM—Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin menegaskan bahwa hakekat dari ajaran agama adalah menebarkan kasih sayang, kedamaian, membangun kerukunan, melindungi, menghormati dan menjunjung tinggi harkat, derajad dan martabat manusia sebagai sesama.
“Agama jangan digunakan untuk saling menafikan satu dengan yang lain bahkan saling meniadakan. Tentu itu sesuatu yang sama sekali tidak diajarkan dalam agama manapun,” kata Menteri Agama saat membuka Pergelaran Paduan Suara Perguruan Tinggi Agama Katolik (PP-PTAK) yang diselenggarakan Bimas Katolik sejak 4-7 November 2017 di RedTop Hotel, Jakarta Minggu (5/11/2017) yang lalu.
Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam agama, menurut Menteri, merupakan suatu fakta yang seharusnya memperkaya.
“Karena Indonesia kita adalah Indonesia yang plural dan majemuk maka keragaman ini harus kita sikapi dengan penuh kearifan. Tidak justru malah sebaliknya. Keberagaman malah menimbulkan konflik atau sengketa di antara kita sesama warga negara atau sesama umat manusia,” katanya.
Di hadapan delegasi mahasiswa perguruan tinggi katolik seluruh Indonesia, Menag menitipkan pesan kepada seluruh mahasiswa untuk menjaga ke-Indonesiaan kita yang merupakan rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Saya amat berharap agar kita tidak hanya mampu menjaga nilai-nilai agama tetapi mampu mengembalikan agama kepada esensi dan subtansi yang sesungguhnya,” katanya.
Sebagai Menteri Agama, ia mengakui sangat persoalan kompleksitas kehidupan keagamaan yang sangat luar biasa. “Terkadang, karena terlalu fanatiknya kita meyakini agama yang kita imani, lalu kita kemudian terjerumus atau tergelincir dalam usaha agar orang lain yang berbeda dengan kita untuk menjadi sama dengan kita dengan menggunakan cara pemaksaan dan kekerasan. Padahal agama tidak sama sekali mengajarkan demikian,” katanya. (Darius Lekalawo)