JAKARTA, KITAKATOLIK.COM—Dia satu-satunya umat Katolik yang masuk dalam kontestasi pemilihan anggota DPD Propinsi DKI Jakarta yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang. Berikut visi, misi dan fokus perjuangannya bila dipercaya masyarakat Jakarta untuk mewakili mereka.
ANGGOTA DPD sejatinya merupakan penyambung sekaligus pejuang aspirasi dari masyarakat di daerah pemilihannya. Untuk maksud itulah, calon Anggota DPD DKI Jakarta No. 44 Susana Suryani Sarumaha mendirikan Roemah Boedaya sebagai wadah penyerap aspirasi.
“Selain untuk menyerap aspirasi masyarakat DKI Jakarta, Roemah Boedaya juga menjadi komunitas dan pusat advokasi terhadap kebijakan publik. Sekaligus untuk membangun kebhinekaan sebagai jati diri bangsa dan membangun kharakter masyarakat di era Megapolitan yang menganut pada budaya agar mengantarkan DKI Jakarta lebih beradab,” jelas istri dari Dirjen Bimas Katolik Drs. Eusabius Binsasi ini.
Roemah Boedaya ini, kata dia, akan terbuka bagi setiap elemen masyarakat yang ingin berkontribusi dalam pembangunan DKI Jakarta.
Itulah salah satu program kerja yang akan dilakukan Susana bila terpilih nanti. Selain Roemah Boedaya, ia juga bertekad memperjuangkan fungsi DPD sebagaimana mestinya untuk mewujudkan keseimbangan dalam membangun dan mamajukan daerah.
“Saya juga akan mengawasi pembuatan dan pelaksanaan peraturan daerah Pempov DKI Jakarta sesuai dengan asas kepastian hukum yang memenuhi rasa keadilan dan bermanfaat bagi masyarakat DKI.
Harmonis dan bebas korupsi
Fokus perjuangannya adalah menjadikan Jakarta kota yang indah, aman dan nyaman serta rukun dan bermartabat, menjadikan Jakarta Kota yang bebas korupsi, bebas narkoba dan bebas dari berbagai penyakit sosial lainnya.
“Juga menjadikan Jakarta kota yang harmonis, rukun dan damai. Sebagai pusat pengembangan religiusitas, ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya juga ingin menjadikan Jakarta kota yang menghargai hak-hak perempuan dan anak,” kata ibu enam orang anak ini.
Latarbelakang kehidupan dan aktivitas keorganisasian yang ditekuninya selama ini menunjang perwujudan visinya tentang Jakarta Baru tersebut.
Susana lahir di Hilinaa, Nias Selatan dari pasangan Mathias Sarumaha – Emeriansiana Sarumaha pada 8 November 1968. Orangtuanya misionaris dan memilih daerah pengabdian di NTT. Itulah sebabnya seluruh anggota keluarga diboyong ke Larantuka, Flores Timur.
Di Larantuka, Susana menjalankan aktivitas kekatolikan sambil membantu orangtuanya berdagang gorengan dan kue secara eceran.
“Saya bersekolah sambil jualan kue, donat dan kue khas Nias. Hasilnya untuk membantu keuangan keluarga,” kenangnya. “Soalnya, gaji papa seutuhnya untuk pengabdian kegerejaan dan kebutuhan utama!”
Menikah dengan Eusabius Binsasi, mereka telah dikaruniai 6 orang anak, yaitu Victor Erwin Septian Adigavilla dan Arnold Budi Prasetyo yang sedang menggali ilmu di Jerman. Putra ketiga Oswaldus Graciano belajar di Jakarta. Sementara Gilbert Prakoso dan Mario Bhakti Wiratama belajar di Yogyakarta. Hanya si bungsu Consuello Rhenya Rosary yang tinggal bersama di rumah.
Selain meniti karier di bidang jurnalistik (Majalah Kriminalitas dan Pencegahan serta Harian Umum NUSRA), kemudian berpindah ke sebuah perusahaan farmasi kenamaan, Susana sangat aktif berorganisasi. Dia termasuk pendiri Forum Pelita (Perempuan Lintas Agama), juga Waketum DPN Vox Point Indonesia. Ia juga menjabat sebagai Pengurus Pergerakan Indonesia Maju DPD DKI Jakarta.
Terkait jabatan suaminya, ia pernah menjadi Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Propinsi NTT, Pengurus Pusat PSMTI, Ketua Dharma Wanita Persatuan Bimas Katolik Kementrian Agama RI dan Kabag Humas dan Informasi DPW Pusat.
“Sebagai warga negara Indonesia saya merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas pembangunan melalui jalur DPD,” ia mengungkapkan motivasi keterlibatannya. (Admin)