Mgr. Paskalis Bruno Syukur: Sedekahkan Talentamu, Jangan Jadi Orang Katolik yang Tak Percaya Diri!

BOGOR,KITAKATOLIK.COM—Jadilah pribadi beriman yang percaya diri karena  yakin  bahwa Tuhan telah memberikan kepada masing-masing kita talenta atau kelebihan yang bisa disedekahkan bagi perkembangan kehidupan gereja maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Dalam  Pra-Paskah ini, kita diajak untuk memberi sedekah, beramal kasih. Bukan hanya soal materi, tapi juga memberi sedekah dari kemampuan kita, dari talenta yang ada pada kita. Penting bagi orang Katolik untuk yakin diri. Jangan jadi orang Katolik yang rendah diri, orang yang seakan-akan tidak punya apa-apa dalam dirinya,” kata Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur di Aula Lumen Gentium, Taman Doa Bumi Maria Sareng Para Rasul, Sukaraja, Bogor pada Kamis (23/2/2023).

Memimpin perayaan Ekaristi dalam rangka 100 hari kepergian almarhum Yoseph Benediktus Wio, Mgr Paskalis menegaskan bahwa umat beriman yang tak percaya diri akan enggan aktif, tak ambil inisiatif dan tidak pernah menyedekahkan sesuatu dari dirinya bagi gereja dan masyarakat.

“Saya berharap, kita juga yakin diri. Menjadi  orang katolik  yang proud dengan dirinya sebagai orang katolik. Tapi bukan sombong. Kalau orang sombong itu mengagumi kelebihahnya sendiri tapi tidak melayani. Ia hanya memikirkan dirinya saja,” kata Uskup kelahiran Ranggu, Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini.

Talenta memimpin koor

Berdasarkan kesaksian beberapa orang, Mgr. Paskalis menyaksikan bahwa almarhum Yoseph Benediktus Wio adalah seorang pengikut Kristus yang dengan setia percaya  pada Kristus sebagai jalan, kebenaran, dan  hidup. Juga pribadi yang percaya diri.

“Dia punya keyakinan diri. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang baik pada dirinya. Dia percaya itu dari Tuhan dan karena itu, dia berikan bagi Tuhan dan sesama, terutama melalui talentanya memimpin paduan suara,” kata Mgr. Paskalis.

Menurut kesaksian putri pertamanya Suster Kristiani Bue, H. Carm.,  almarhum Yoseph Benediktus Wio adalah pribadi yang mau menghayati imannya dengan memberikan bakat dan minat yang dia miliki untuk dia sumbangkan bagi gereja, terutama talenta memimpin koor.

Yoseph Benediktus Wio

“Bapak pemerhati musik liturgi. Meski mungkin pengetahuan liturginya terbatas, dengan keberadaannya, ia konsisten  dalam pelayanannya sebagai  dirigen. Ketika dia tahu bahwa passion-nya di situ, dia dengan  sungguh-sungguh memberikan waktu dan dirinya untuk melayanan liturgi gereja, terutama sebagai pemimpin koor,” jelasnya.

Sebelum sebagai dirijen, Yosep terlebih dahulu melayani gereja sebagai ketua stasi, ketua lingkungan, ketua bidang pewartaan dan akhirnya bidang liturgi. Beberapa kelompok paduan suara “diasuhnya”, baik sebagai pelatih maupun dirigen. Ia melatih dan memimpin koor Paroki Santo Andreas. Saat   masih berstatus stasi, kelompok paduan suara tersebut bernama Nafiri.

Tak hanya untuk kelompok dewasa, Yosep juga melatih dan membina kelompok paduan suara Bina Iman Anak (BIA),  Bina Iman Remaja (BIR) dan Orang Muda Katolik (OMK).

Selain koor di parokinya, Yosep juga memimpin kelompok koor di Katedral Bogor yaitu Paduan Suara Solator Cordis, Cimanggu (Paroki Katedral BMV). (Paul MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *