Paroki Curug Mulai Menggunakan Tanaman dalam Pot, Ekspresi Pertobatan Ekologis

TANGERANG,KITAKATOLIK.COM—Penampilan hiasan seputar altar gereja Santa Helena, Paroki Curug, Tangerang beberapa minggu terakhir ini nampak beda. Bila pada minggu-minggu sebelumnya hiasan altar terdiri dari aneka ragam bunga hias, dalam beberapa minggu terakhir ini,  hiasan seputar altar terdiri dari pot-pot bunga hidup.

Perubahan penampilan tersebut ternyata memang disengaja. Wakil Ketua Dewan Paroki Harian Paroki Curug, Santa Helena, Clementinus Pungky Prasetyo mengisyaratkan bila penggunaan tanaman hidup itu dilakukan dalam rangka pertobatan ekologis.

Seperti diketahui, salah satu ekspresi pertobatan ekologis seperti dianjurkan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) adalah menggantikan bunga hias potong dengan bunga hidup. Beberapa paroki telah melaksanakan ini, salah satunya adalah Paroki Hati Kudus, Kramat,  Jakarta Pusat. Seluruh hiasan, baik hiasan altar maupun di sekitar semua patung, menggunakan pot-pot bunga hidup.

Itulah, menurut Pungky, yang mulai dipraktekkan di Paroki Curug, Santa Helena, Tangerang.

“Paroki kita sudah punya paket-paket tanaman go green yang dikelola oleh tim bunga dan dipakai dalam setiap misa mingguan,” terang Pungky.

Tambah dia, jika masih ada bunga potong yang  dipakai untuk hiasan altar atau  panti imam,  itu karena ada sumbangan pengantin yang melaksanakan sakramen perkawinan di paroki Helena sebagai  ungkapan syukur mereka.

“Dalam kondisi seperti itu maka hiasan altar yang dipakai hari minggu merupakan rangkaian bunga perkawinan yang digelar pada hari Sabtu dan dipakai minggu saat perayaan ekaristi,” jelasnya.

Hiasan altar dari bunga hidup dari satu paroki di lingkungan KAJ yang masuk nominasi kejuaraan hiasan altar ramah lingkungan.

Memelihara  lingkungan memang telah menjadi komitmen prioritas umat Katolik seluruh dunia, termasuk dalamnya Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Paroki-paroki di lingkungan KAJ dan sekitarnya telah berusaha menerapkan ke-12 ciri paroki ramah lingkungan.

Menurut Pastor Al. Andang L. Binawan, SJ, salah satu dari 12 ciri paroki ramah lingkungan adalah penataan altar yang ramah lingkungan.

“Kita memiliki 12 ciri paroki yang ramah lingkungan. Salah satunya, kalau bisa dekorasi altarnya pun mengurangi pemakaian bunga. Mengapa? Karena bunga itu setelah dipakai, dibuang jadi sampah. Kita tidak anti bunga, tapi kurangilah. Nah sebagai gantinya, kita pakai tanaman-tanaman hidup, supaya bisa dipakai lagi. Itulah yang kita maksudkan dengan pertobatan ekologis,” kata pria yang biasa digelar “pastor lingkungan” ini.

Paroki Curug sudah memulai, paroki mana lagi yang menyusul? (pamago)

One Comment on “Paroki Curug Mulai Menggunakan Tanaman dalam Pot, Ekspresi Pertobatan Ekologis”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *