TANGERANG,KITAKATOLIK.COM.—Seperti Santo Fransiskus Xaverius, setiap umat Katolik dipanggil untuk mewartakan Khabar Gembira atau menjadi misionaris. Dan motivasi utamanya haruslah karena mencintai Allah.
“Sebagai misionaris, Santo Fransiskus Xaverius meninggalkan negaranya, pergi jauh dari negaranya, mewartakan Injil dan membabtis mereka. Mengapa dia melakukan itu? Tak lain karena Fransiskus mencintai Allahnya,” kata Pastor Constantius Eko Wahyu, OSC.
Hal itu disampaikannya dalam kotbah saat memimpin Perayaan Ekaristi dalam rangka HUT ke-32 Lingkungan Santo Fransiskus Xaverius, Sari Bumi Indah, Paroki Curug, Santa Helena, Tangerang, Kamis (3/12/2020) via zoom.
“Kita menjalakan tugas misi itu bukan supaya kita terkenal, atau supaya nanti dicatat dalam sejarah. Santo Fransiskus pun tidak punya cita-cita supaya orang mengingatnya terus. Dia mewartakan Injil karena dia sungguh mencintai Allah,” katanya.
Jadi, kata dia, pertanyaan dasar dan utama kita adalah bagaimana kualitas cinta kita pada Allah.
Jejak Langkah
Kelahiran lingkungan Fransiskus Xaverius tak terlepas dari inisiatif Pak Antonius Ngadiran, Pak Buyung, Pak Purnomo Sidi, Pak Jeni dan beberapa orang tua lainnya yang saat itu masih tergolong keluarga muda.

Setiap kali keluar rumah, menyusuri setiap lorong, mereka selalu menengok ke dalam rumah orang. Bila terlihat ada salib, dengan sopan mereka masuk dan bertanya apakah mereka katolik atau protestan. Yang Katolik langsung didata. Tugas untuk mendata anggota dengan cara yang sama juga dilakukan oleh yang lainnya.
Di salah satu hari minggu di awal Desember 1989, lebih dari 10 warga berkumpul di rumah salah seorang warga katolik. Agenda utamanya adalah pembentukan lingkungan, pemilihan nama pelindung dan koordinatornya.
“Kita memutuskan untuk memilih nama Santo Fransiskus Xaverius karena salah seorang santo yang kita rayakan pada bulan Desember adalah Fransiskus Xaverius. Kita juga ingin agar spiritualitas dan gairah untuk mewartakan Injil tumbuh dan mewarnai dinamika lingkungan dan menginspirasi semua warga katolik di lingkungan ini,” kata Pak Eugenius Laluur yang didapuk menjadi Ketua Lingkungan yang pertama.
Setelah melapor, Lingkungan FX pun menjadi bagian dari Paroki Santo Agustinus, Karawaci. Hingga kini, sudah 10 orang warga yang dipercayakan sebagai ketua lingkungan, untuk satu sampai dua periode. Tiga tahun tiap periode.
Paduan suara menjadi salah satu keunggulan lingkungan ini. Minimal sudah dua kali Fransiskus Xaverius menjuarai paduan suara tingkat paroki. Pertama saat masih bergabung dengan Paroki Agustinus, yang kedua saat di Helena. (pamago)