Paus Fransiskus Berdoa bagi Korban Gempa di Indonesia

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Saat  doa Angelus, Minggu (17/1/2021), Paus berdoa untuk para korban yang meninggal, yang sedang dirawat dan kehilangan tempat tinggal serta memohon kekuatan bagi mereka yang terlibat dalam proses penanggulangan bencana. Paus juga berdoa bagi para korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

“Saya hendak menyampaikan kepedulian saya kepada saudara-saudari  di Pulau Sulawesi, Indonesia, yang dihantam oleh gempa yang dasyat. Saya berdoa untuk para korban yang meninggal, para korban yang sedang dirawat, dan semua yang kehilangan rumah serta pekerjaan Kiranya Tuhan berbelas kasih dan memberi kekuatan bagi semua yang sedang berjuang untuk memberikan bantuan . Kita juga berdoa bersama untuk para korban kecelakaan peswat pada Sabtu lalu di Indonesia,” doa  Paus Fransiskus.

Gempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021)  di Sulawesi Barat telah  menyebabkan 81 orang meninggal dunia, dengan rincian 70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majane.

Sebelumnya, pada Jumat (15/1/2021), dalam sebuah telegram yang dikirimkan kepada Nunsius Apostolik Indonesia yang ditandatangani Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin, Paus menyampaikan  solidaritas yang sepenuh hati dengan semua yang terkena dampak bencana alam ini.

“Paus berdoa untuk ketenangan jiwa orang yang meninggal, penyembuhan yang terluka dan penghiburan bagi semua yang berduka,” tulis telegram tersebut seperti dilansir Catholic  News Agency.   

Paus juga menawarkan dorongan kepada otoritas sipil dan mereka yang terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan yang berkelanjutan.  Telegram tersebut  diakhiri dengan berkat ilahi agar terus dianugerahi   kekuatan dan harapan.

Selain korban nyawa, gempa juga menyebabkan  637 orang luka-luka di Majene. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB), tiga ratus rumah rusak dan 15.000 penduduk mengungsi. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, daerah yang terdampak juga merupakan zona merah COVID-19 sehingga dikhawatirkan dapat memicu  penyebaran virus corona di tengah bencana. (admin)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *