VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Untuk menjamin keberlangsungan hidup, setiap manusia membutuhkan roti (makanan pokok). Dan Yesus, dalam Injil Yohanes 6: 41-51, mengambil simbol roti sebagai diriNya sendiri: “Akulah roti hidup! (Yohanes 6:42).
Yesus bukan hanya roti seperti yang lainnya, tapi roti kehidupan. Hanya Dia yang memelihara jiwa.
“Dia sendiri yang mengampuni kita dari kejahatan yang tidak dapat kita atasi sendiri. Dia sendirilah yang membuat kita merasa dicintai bahkan ketika orang lain mengecewakan kita. Hanya Dialah yang memberi kita kekuatan untuk mencintai. Dia sendiri pula yang memberi kita kekuatan untuk memaafkan dalam kesulitan. Dia sendiri yang memberikan kedamaian itu kepada hati yang mencari-Nya. Dia sendiri yang memberikan hidup yang kekal ketika kehidupan di bumi ini berakhir. Dia adalah roti kehidupan yang terutama,” kata Paus Fransiskus sebelum mendaraskan doa Malaikat Tuhan (Angelus) dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus,Vatikan, Roma (8/8/2021).
Pernyataan “Aku adalah Roti Kehidupan” itu, kata Paus, juga merupakan pernyataan Visi dan Misi Yesus yang terpenuhi dalam Perjamuan Terakhir.
“Yesus tahu bahwa Bapa meminta Dia tidak hanya untuk memberikan makanan kepada orang-orang, tetapi untuk memberikan diri-Nya sendiri, untuk memecah-mecahkan diri-Nya sendiri, hidup-Nya sendiri, daging-Nya sendiri, hati-Nya sendiri sehingga kita dapat memiliki hidup,” ujar Paus.
Kata-kata Tuhan ini, lanjut Bapa Suci, membangkitkan kembali rasa takjub kita atas karunia Ekaristi. Tak seorang pun di dunia ini, sebesar apapun mereka mencintai orang lain, dapat menjadikan diri mereka sendiri sebagai makanan bagi mereka.
“Tuhan melakukannya, dan Dia melakukannya untuk kita. Mari kita perbarui ketakjuban ini. Mari kita melakukannya saat kita memuja Roti Kehidupan, karena adorasi mengisi hidup dengan ketakjuban,” tambahnya. (Admin)