VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Tuhan menyertai kita dengan kedekatan, belaskasih dan kelembutan. Ketika kemalangan atau bencana menimpa kita, janganlah cepat-cepat menyimpulkan bahwa itu merupakan hukuman Tuhan atas dosa-dosa kita. Atau mengasalkan kesengsaraan dan kemalangan kita di dunia kepadaNya.
“Tuhan tidak pernah menggunakan kekerasan dan malah Dia menderita untuk kita dan bersama kita! Yesus menolak dan menentang keras gagasan menyalahkan Tuhan atas kejahatan kita,” kata Paus Fransiskus dalam pesannya menjelang Doa Angelus dari jendela yang meghadap ke lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma, Minggu (2/3/2022).
Pernyataan Paus tersebut terkait dengan bacaan Injil (Lukas 13:1-9). Orang-orang yang dibunuh oleh Pilatus dan mereka yang mati ketika menara runtuh, kata Paus, tidak lebih besar dosanya. Mereka juga bukanlah korban dari kejahatan Tuhan yang kejam dan pendendam.
“Kejahatan tidak pernah datang dari Allah,” kata Paus bertolak dari Mazmur103:10. ‘Dia tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita’, namun menurut belas kasihanNya. Ini adalah gaya Tuhan. Dia tidak bisa memperlakukan kita sebaliknya. Dia selalu memperlakukan kita dengan belas kasihan,” tegas Paus kelahiran 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina ini.
Instrospeksi dan Bertobat
Ganti menyalahkan Tuhan, demikian Paus, Yesus berkata bahwa kita perlu melihat ke dalam diri kita sendiri.
“Dosalah yang menghasilkan kematian. Keegoisan kita dapat merusak hubungan. Pilihan kita yang salah dan kejam dapat melahirkan kejahatan. Pada titik ini Tuhan menawarkan solusi yang benar, yaitu pertobatan. Dia berkata, ‘Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa’ (Luk 13:5). Ini adalah panggilan yang mendesak, terutama selama masa Prapaskah ini,” tegas Paus di hadapan para peziarah yang datang dari berbagai belahan dunia.
Paus mengajak mereka, juga kita, untuk segera berbalik dari kejahatan, meninggalkan dosa yang menggoda kita dan terbuka pada logika Injil karena di mana cinta kasih dan persaudaraan berkuasa, kejahatan tak lagi memiliki kekuatan.
Memberi kesempatan
Paus juga menekankan tentang kesabaran Tuhan terhadap kelemahan dan dosa-dosa kita. Melalui perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah, Yesus menggambarkan kesabaran Tuhan itu.
“Kita harus mengingat kesabaran Tuhan pada kita. Tuhan selalu memberi kita kesempatan lain. Dia tidak pernah lelah menawarkan kembali kepercayaan-Nya kepada kita dengan kelembutan,” tukasnya. (Admin)