VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—“Mendengarkan” merupakan suatu hal mendasar dalam kehidupan kristiani. Menurut Tuhan Yesus, “mendengarkan” menjadi bagian penting dari perintah utama dalam kehidupan kristiani. Ketika banyak orang bertanya tetang apa yang menjadi perintah pertama dan utama, Yesus menegaskan pentingnya “mendengarkan” itu.
“Dia menjawab: ‘Dengarlah, hai Israel”. Kemudian Ia menambahkan perintah pertama: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu…(dan) sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’ (Mrk 12:28-31). Tetapi pertama-tama, “Dengarlah, hai Israel”. Apakah kita ingat untuk mendengarkan Tuhan?” tanya Paus Fransiskus dalam pesannya sebelum Doa Malaikat Tuhan dari jedela yag menghadap ke Lapangan Santo Petrus, (5/9/2021).
Sayangnya, demikian Paus, terkadang dengan ribuan kata yang kita dengar setiap hari, kita tidak menemukan waktu untuk membiarkan beberapa kata saja dari Injil bergema di dalam diri kita. Karena itu ia menganjurkan umat Katolik untuk menyediakan waktu mendengarkan Firman Tuhan.
“Setiap hari sedikit berdiam diri dan mendengarkan, kurangilah banyak berkata-kata yang tidak berguna dan lebih memperbanyak mendengar Firman Tuhan,” kata Paus sembari menganjurkan agar masing-masing umat menyiapkan Injil di saku.
“Adalah baik untuk membanjiri Dia dengan permintaan, tetapi lebih baik kita mendengarkan-Nya terlebih dahulu,” tegas Paus.
Terkait bacaan Injil (Markus 7: 31-37) tentang penyembuhan seorang yang sakit tuna rungu sekaligus bisu, Paus meminta kita memohon pada Yesus untuk menyembuhkan kita dari ketulian. Termasuk tuli batin yang lebih buruk dari tuli fisik, karena ia merupakan tuli dari hati.
“Terburu-buru oleh begitu banyak hal untuk dikatakan dan dilakukan, kita tidak menemukan waktu untuk berhenti dan mendengarkan mereka yang berbicara kepada kita. Kita berisiko menjadi kebal terhadap segala sesuatu dan tidak memberi ruang bagi mereka yang perlu didengar,” jelasnya.
Menurut Paus, penyembuhan hati dimulai dengan mendengarkan. Mendengarkan itu memulihkan hati. (Admin)