Paus Fransiskus: Setiap Orang Kristiani Dipanggil Menjadi Penenun Persaudaraan

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Dalam pesannya setelah Angelus pada Minggu (18/10/2020) yang oleh gereja dirayakan sebagai Hari Misi Sedunia, Paus Fransiskus menegaskan bahwa setiap umat kristiani dipanggil untuk menjadi penenun persaudaraan.

“Penenun persaudaraan. Indah sekali kata ‘penenun’ ini: setiap orang kristiani dipanggil untuk menjadi penenun persaudaraan,” katanya kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Mereka  datang dari pelbagai belahan dunia.

Hari Misi Sedunia tahun ini mengusung tema “Ini aku, utuslah aku”. Menurut Paus, misi utama gereja dan umat kristiani adalah berbicara tentang Tuhan dan memberikan kesaksian tentang Dia kepada mausia jaman kini.

“Oleh babtisan, kita masing-masing dipanggil untuk hidup di dalam masyarakat dan mengilhaminya dengan Injil dan darah kehidupan Roh Kudus. Ini adalah soal komitmen diri dalam kerendahan hati dan dengan keberanian berkontribusi untuk membangun peradaban cinta di mana keadilan dan persaudaraan berkuasa,” kata Paus asal Argentina ini.

Sebagian peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Di awal kotbahnya, Paus Fransiskus mejelaskan bahwa bacaan Injil hari Minggu ini (Matius 22: 15-21) berbicara tentang Yesus yang mengalahkan kemunafikan musuh-musuh-Nya yang mau menjebaknya.

“Tetapi Yesus mengetahui kejahatan mereka dan menghindari jebakan. Dia meminta mereka untuk menunjukkan kepada-Nya sebuah koin, koin pajak, mengambilnya dan bertanya milik siapakah gambar yang dicetak. Mereka menjawab bahwa itu adalah milik Kaisar.  Kemudian Yesus menjawab: ‘Karena itu serahkan kepada Kaisar hal-hal yang menjadi milik Kaisar, dan kepada Allah hal-hal yang adalah milik Allah’” (ayat 21).

Dengan jawaban ini, kata Paus, Yesus menempatkan diri-Nya di atas kontroversi. Yesus, selalu di atas. Di satu sisi, Dia mengakui bahwa upeti kepada Kaisar harus dibayarkan – untuk kita semua juga, pajak harus dibayar – karena gambar pada koin adalah miliknya.

Tetapi di atas segalanya, masih menurut Paus, Yesus  mengingatkan bahwa setiap orang membawa di dalam dirinya suatu gambar lain – yang terpateri dalam hati dan jiwa – yaitu gambar Allah. Yang menandakan bahwa kita ini milik Tuhan, dan karena itu harus tunduk dan taat Tuhan di atas segalanya. (Admin)

.                                                             

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *