Paus Fransiskus: Simpanlah Injil di Saku atau Tasmu!

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Bertepatan dengan peringatan Hari Minggu Sabda Allah (23/1/2022), Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk  menyimpan Injil di dalam saku atau tas untuk dibaca dalam perjalanan, kapan saja, dengan tenang.

“Sabda Allah mengubah rupa hari biasa menjadi hari ini yang di dalamnya Allah berbicara kepada kita. Jadi, marilah kita mengambil Injil serta setiap hari memilih perikop untuk dibaca berulang-ulang hingga Sabda Allah  itu berbicara kepada hatimu,” kata Paus dalam pesannya sebelum Doa Malaikat Tuhan pada Minggu (23/1/2022) dari sebuah jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma.




Dengan membacanya berulang-ulang, lanjut Paus, kita akan menemukan bahwa kata-kata ini dibuat khusus untuk kita dan hidup kita. Kata-kata ini akan membantu kita untuk menyambut setiap hari dengan pandangan yang lebih baik dan lebih tenang, karena ketika Injil masuk ke dunia saat ini, ia menggenapinya bersama Allah.

Menyentuh jiwa

Bertolak dari bacaan Injil hari itu (Lukas 4:14-21), Paus menegaskan perulangan kata “hari ini” yang menunjukkan aspek relevansi kekinian dan penggenapan. “Hari ini” berjalan sepanjang masa dan selalu tetap berlaku.

Para peziarah di Lapangan Santo Petrus

“Nubuat Nabi Yesaya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, tetapi Yesus, ‘dalam kuasa Roh’ (ayat 14), menjadikannya relevan, dan terutama, menggenapinya, serta menunjukkan bagaimana menerima Sabda Allah: hari ini. Sabda Allah tidak seperti sejarah kuno, tidak. Hari ini, Sabda Allah berbicara kepada hatimu,” tegasnya.

Paus juga mengingatkan agar kotbah yang dibawakan sejatinya mampu menyentuh jiwa, tak hanya rumusan generik dan abstrak.

 




Sayangnya, demikian Paus,  banyak kotbah berifat  abstrak, dan bukannya membangkitkan jiwa, tetapi malah menidurkannya. Banyak  homili membuat jiwa tertidur karena tanpa urapan Roh Kudus.

“Tanpa urapan Roh, pewartaan memiskinkan Sabda Allah, dan turun ke dalam moralisme dan konsep abstrak. Tanpa urapan Roh Kudus, pewartaan menyajikan Injil dengan keterpisahan, seolah-olah berada di luar waktu, jauh dari kenyataan.”

Paus juga mengungkapkan terimakasihnya kepada  para pengkhotbah dan pewarta Injil yang tetap setia kepada Sabda yang membangkitkan hati.

“Marilah kita mendoakan mereka, agar mereka dapat menghayati kuasa manis Roh-Nya yang membuat Kitab Suci menjadi hidup. Sabda Allah, memang hidup dan kuat (bdk. Ibr 4:12); Sabda Allah mengubah diri kita, Sabda Allah masuk ke dalam perkara kita, Sabda Allah menerangi kehidupan kita sehari-hari, Sabda Allah menghibur dan membawa ketertiban.” (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *