VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Kaum religius atau para imam dipanggil secara khusus untuk membawa atau menghantar orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa, kepada Yesus. Untuk menikmati perlindungan dan kebahagiaan bersamaNya.
Maka sangat ironis jadinya dan layak dikutuk bila ada di antara para imam atau religius itu yang malah melakukan pelecehan (seksual) terhadap anak-anak.
Tema itu kembali diangkat Paus Fransiskus dalam pertemuannya bersama para anggota dari tiga kongregasi religius pria pada Kamis (14/7/2022) di Istana Apostolik, Vatikan, Roma. Paus kelahiran Argentina ini meminta para biarawan dan imam untuk tak menolerir sedikitpun tindakan pelecehan tersebut.
“Salah satu masalah, kita tahu, yang sering ada, adalah masalah penyalahgunaan atau pelecehan. Tolong, ingat ini baik-baik: nol toleransi terhadap pelecehan anak di bawah umur atau orang cacat, nol toleransi,” katanya.
Paus meminta mereka untuk tidak menyembunyikan kenyataan ini. Sebagai kaum religius, kata Paus, kita adalah imam untuk membawa orang kepada Yesus, bukan untuk ‘mengkonsumsi’ orang dengan nafsu kita.
“Tidak ada toleransi untuk tindakan pelecehan ini,” katanya beberapa kali. Paus menegaskan juga bahwa mengirimkan pelaku pelecehan seksual ke penugasan yang baru atau bahkan ke benua yang lain bukanlah solusi yang tepat.
Seperti dilaporkan Hannah Brockhaus dari Catholic News Agency, Paus berbicara tentang pelecehan itu di hadapan beberapa anggota ordo Maria Bunda Allah yang biasa juga disebut Leonardian Fathers, Kongregasi Misi yang juga biasa disebut Vincentians; dan Ordo Santo Basilius Agung.
Jangan lupakan Ukraina
Ordo Santo Basilius Agung juga dikenal sebagai Ordo Basilian Saint Josaphat, adalah ordo monastik Katolik Yunani. Ordo ini melayani umat Katolik Ukraina dan gereja-gereja Katolik Yunani lainnya di Eropa Tengah dan Timur.
Saat itu, Paus Fransiskus juga mengungkapkan kedekatannya dan kedekatan seluruh Gereja dengan saudara-saudara Basilian dari Ukraina terutama terkait kesedihan dan kemartiran akibat perang.
“Sering kali saya berpikir bahwa salah satu bahaya terbesar sekarang adalah melupakan tragedi Ukraina,” katanya. Paus menambahkan bahwa berita tentang perang di Ukraina makin terbelakangkan dalam pemberitaan. (Admin/CNA)