Paus Fransiskus: Tanpa Rahmat, Seseorang Tak Dapat Maju dalam Kehidupan Kristiani

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Semua orang, apalagi yang tersisih dan disisihkan,  dipanggil untuk ikut serta dalam perjamuan pesta yang telah disiapkan Tuhan. Tapi tak semua orang “berpakaian” yang layak dan karena itu diusir dari tempat pesta.

Bertolak dari Injil hari Minggu ini (Matius 22:1-14) tentang Perjamuan Kawin, Paus Fransiskus menegaskan bahwa  meskipun undangan-Nya untuk ikut serta dalam Perjamuan yang telah disiapkan-Nya ditolak, Tuhan tak pernah menyerah. Ia bangkit, mengundang dan memanggil semua orang yang berada di persimpangan jalan, tanpa mengecualikan siapapun. Tidak ada yang dikucilkan  dari rumah Tuhan.

“Mereka yang terpinggirkan, bahkan yang ditolak dan dibenci oleh masyarakat, dianggap oleh Tuhan layak atas cinta-Nya. Dia mempersiapkan perjamuan-Nya untuk semua: orang benar dan orang berdosa, baik dan buruk, cerdas maupun yang tidak berpendidikan,” kata Paus dalam Sapaannya sebelum Doa Angelus pada Minggu (11/10/2020).

Tapi, lanjut Paus, Tuhan menempatkan satu syarat yaitu  memakai pakaian pesta. Dan Tuhan melihat salah satu dari mereka tanpa baju pesta yaitu  jubah yang diterima setiap tamu sebagai hadiah gratis di pintu masuk. Makanya dia diusir dari tempat pesta.

“Pakaian pesta – jubah ini – melambangkan belas kasihan yang Tuhan berikan kepada kita dengan cuma-cuma, yaitu rahmat. Tanpa kasih karunia, seseorang tidak dapat mengambil langkah maju dalam kehidupan Kristiani. Semuanya adalah rahmat, anugerah,” kata Paus dari jendela yang menghadap ke lapangan Santo Petrus.

Dia menambahkan, tidaklah cukup hanya menerima ajakan untuk mengikuti Tuhan, tapi perlu terbuka pada jalan pertobatan yang mengubah hati.

“Belas kasih, yang tak henti-hentinya ditawarkan Tuhan kepada kita, adalah pemberian cuma-cuma dari kasih-Nya. Itulah anugerah. Dan itu perlu disambut dengan kekaguman dan kegembiraan,” katanya. (Admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *