VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Tatapan Yesus memulihkan martabat kita. Hal tersebut ditegaskan Paus Fransiskus terkait Kisah Zakheus dalam Injil Lukas 19:1-1.
“Tuhan selalu menatap umat manusia yang hancur dengan keinginan untuk memulihkan martabat kita,” kata Paus dalam pesan Angelusnya pada Minggu (30/10/2022) dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan, seperti dilaporkan Devin Watkins dari Vatican News.
Dalam pesannya tersebut, Paus memfokuskan komentarnya pada “tatapan” yang dimiliki Zakheus dan Yesus. Bedanya, ketika Zakheus menatap “dari atas”, Yesus menatap “dari bawah”.
Sebagai pemungut pajak untuk penjajah Romawi di Israel, Zakheus dibenci oleh semua orang dan dicap berdosa karena ia memanfaatkan posisinya untuk memeras uang dari orang lain. Tapi ia sangat ingin melihat Yesus dan karena perawakannya pendek, ia pun naik ke atas pohon dan “menatap” Yesus dari atas pohon.
“Zakheus mengajarkan pada kita bahwa selalu ada ruang bagi kita untuk memulai kembali dari awal, memulai sesuatu yang baru. Untuk meninggalkan yang lama dan berubah,” kata Paus.
Sementara “tatapan” Yesus, yang diutus oleh Bapa untuk mencari mereka yang terhilang, menampakkan keinginan Bapa untuk menyelematkan semua orang. Injil Lukas mengatakan Yesus melihat ke atas dan berkata kepadanya, “Zakheus, cepat turun, karena hari ini Aku harus tinggal di rumahmu.”

Menurut Paus, tatapan Yesus “dari bawah” kepada Zakheus yang berada “di atas”, menunjukkan makna dari sejarah keselamatan.
“Tuhan tidak pernah memandang rendah kita untuk mempermalukan dan menghakimi kita. Sebaliknya, Dia merendahkan diri-Nya sampai membasuh kaki kita, melihat kita dari bawah dan mengembalikan martabat kita kepada kita,” kata Paus.
Saling tatap tersebut – Yesus merendahkan diri dan Zakheus yang ingin mengetahui siapa Yesus – merangkum semua sejarah keselamatan. “Umat manusia, dengan kesengsaraannya, mencari penebusan, tetapi pertama-tama, Tuhan, dengan belas kasihan, mencari makhluk-Nya untuk menyelamatkannya,” katanya.
Merangkul dalam kerendahan hati
Bertolak dari kisah Zakheus tersebut, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah terpaku pada masa lalu kita dengan semua dosa dan kesalahan kita. Tapi melihat dengan keyakinan bahwa kita bisa berubah dan bergerak kepada kesempurnaan.
“Bahkan ketika kita tidak mampu menghadapi tantangan hidup, Yesus selalu ‘menatap kita dengan kasih’ dan menawarkan diriNya untuk diundang ke dalam rumah kita, jika kita mau menyambut-Nya,” kata Paus.
Kita juga, tambah Paus, dipanggil untuk memperhatikan cara kita memandang diri kita sendiri dan orang lain yang berjuang untuk bangkit dari “debu kesalahan mereka”.
“Kita orang Kristen harus memiliki pandangan Kristus, yang merangkul dari bawah dalam kerendahan hati, yang mencari mereka yang terhilang, dengan belas kasih. Ini adalah, dan harus selalu, menjadi pandangan Gereja,” tutupnya. (Admin).