KITAKATOLIK.COM—Penghormatan salib di Jumat Agung sudah merupakan bagian dari ibadah Jumat Agung. Menurut almarhum Pastor Bosco da Cunha, O’Carm, praktek cium salib atau penghormatan salib itu sudah berakar dalam tradisi kekristenan awal.
“Bahkan sudah dimulai sejak abad 3 dan 4 Masehi yang merupakan kebiasaan orang Timur Tengah,” kata Sekretaris Komisi Liturgi Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) sejak November 2008 hingga Januari 2016 ini. Praktek itu kemudian diterima dan jadi bagian penting dari ibadah Jumat Agung, selain Kisah Sengsara Yesus dan Doa Umat meriah.
Tata cara cium atau penghormatan salib sendiri bisa saja berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Di Jakarta misalnya, umat biasanya berbaris menuju tempat-tempat salib diletakkan dan diapit oleh misdinar yang sesering mungkin membersihkan salib dengan kain putih.
Sebelum tiba giliran mencium salib, umat berlutut dengan satu kaki, lalu maju sambil mencium di bagian lutut atau punggung kaki Yesus yang berlubang paku.
Pengorbanan Yesus
Penciuman salib, kata pastor Bosco, merupakan ekspresi kagum dan penghormatan kepada Tuhan Yesus yang mengurbankan nyawaNya di kayu salib untuk keselamatan manusia. Melalui tindakan itu, umat turut merasakan betapa besarnya cinta kasih Tuhan sehingga mau dan rela menderita.
“Yang penting bukan istilah mencium, tapi bagaimana hati kita bersembahsujud pada Tuhan,” kata lulusan Licenciat dalam bidang liturgi dari Pontificio Instituto Liturgico Sant’ Anselmo, Roma ini.
Penghormatan kepada Kristus yang tersalib, adalah sesuai dengan Sabda Tuhan sebagaimana tertulis dalam Surat Rasul Paulus, “Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain dari Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan” (1Kor 2:2).
“Pada saat kita menghormati salib Kristus, kita mensyukuri rahmat kasih-Nya yang tak terbatas, yang telah menyelamatkan kita. Kita mensyukuri kasih-Nya yang terbesar, sebab tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabat-Nya. Dan penyerahan diri ini nyata terlihat dari Sang Crucifix, yaitu Kristus yang tersalib,” terangnya. (Admin)
One Comment on “Penghormatan Salib di Jumat Agung, Apa Makna dan Akar Sejarahnya?”