KOTA DEPOK, KITAKATOLIK.COM—Komunitas Gereja Katolik dari Ordo Fratrum Minorum (OFM) yang berada di Novisiat Transitus Kota Depok, Senin (11/2/2019) melakukan kunjungan sekaligus diskusi persaudaraan ke Pondok Pesantren Al Karimiyah, yang terletak di bilangan Sawangan, Kota Depok.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Karimiyah, DR. KH. Ahmad Damanhuri, MA, Ustadz Badrudin, Ustadz Rohimi Azhari, Danramil 05/ Sawangan, Kodim 0508/ Depok Kapten Erwin Saputra, Kanit Binmas Polsek Sawangan AKP Mariana, Wakapolsek Sawangan AKP Sodikun, dan beberapa cendikiawan Nahdlatul ‘Ulama menyambut sekitar 16 pastor dan frater yang dipimpin oleh FA. Oki Dwihatmanto, OFM, didampingi Darius Lekalawo, Koordinator Kerasulan Awam (Kerawam) Paroki Santo Paulus Depok.
Dalam sambutannya, Ustadz Badrudin menyampaikan perasaan senangnya atas kunjungan dari romo dan teman-teman dari gereja Katolik yang dianggapnya sebagai “ajang silaturahmi.”
Kunjungan yang berlangsung akrab dan dibalut nuansa kekeluargaan itu juga berkesan bagi DR. KH. Ahmad Damanhuri, MA, pimpinan Ponpes Al Karimiyah.
“Selaku Pimpinan Ponpes Al Karimiyah, kunjungan ke pesantren merupakan hal yang baik untuk terus dilakukan. Kami ucapkan terima kasih kepada para pastor dan rekan-rekan yang tergabung dalam Forum Muda Lintas Agama (FORMULA) Kota Depok yang terus melakukan acara seperti ini. Sekali lagi terima kasih. Mohon maaf atas kekurangan dalam pelayanan kami,” katanya.
Ustadz Rohimi Azhari yang merupakan salah satu cendikiawan NU dalam kesempatan itu menegaskan bahwa Indonesia dibangun atas dasar kesepakatan tanpa melihat sekat-sekat primordial seperti agama, suku, jenis kelamin, dan sebagainya. Artinya kita satu dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam Islam, kata dia, terdapat tiga konsep ukhuwah (persaudaraan), yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia). Pada konsep ukhuwah Islamiyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam.
“Dalam konsep ukhuwah wathaniyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia. Dalam konteks ini, semua umat manusia sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Dengan semangat ukhuwah basyariyah, seseorang melihat orang lain terutama sebagai sesama manusia, bukan apa agamanya, sukunya, bangsanya, golongannya, identitasnya, dan baju-baju luar lainnya. Kita semua bersaudara,” urainya.
Difinitorium Novisiat Transitus Depok, RP. F.X. Oki Dwihatmanto, OFM mengemukakan kunjungan para pastor dan frater dari Ordo Fransiskan merupakan ajang silaturahim kemanusiaan yang sudah lazim dilakukan untuk mengenal lebih dekat tentang agama dan sosial- budaya.
“Kegiatan seperti ini adalah hal yang lazim dilakukan oleh kami pengikuti Fransiskus Assisi baik di internal maupun ekternal untuk mengenal lebih dekat tentang agama, kehidupan budaya dan lain sebagainya. Apabila suatu saat menjumpai orang-orang yang berjuba coklat seperti kami, minimal sudah tahu mereka adalah pastor, bruder dan frater pengikuti Santo Fransiskus Assisi,” katanya.
Sementara RP. Alfons S. Suhardi, OFM yang pernah belajar di Kairo, Mesir menceritakan tentang hubungan baik untuk saling menghormati dan mengagumi antara Sultan al-Kamil dan Santo Fransiskus Assisi, di tengah kecamuk Perang Salib, yang terjadi pada 1219.
Menurut Pater Alfons, dalam situasi perang dan pengepungan, sang Sultan bisa saja langsung memenggal kepala Fransiskus, atau menjadikan pendiri ordo Fransiskan itu sandera untuk ditukar dengan kebebasan kota Damietta karena keberanian Fransiskus berkhotbah tentang Kristen di hadapan sang Sultan yang merupakan penganut Sunni taat.
Akan tetapi, Sultan al-Kamil justru menerima Fransiskus dengan ramah, menghormatinya sebagai orang beriman, dan mengizinkannya berkhotbah di hadapan dirinya dan para penasihat keagamaannya. Maka terjadilah dialog antaragama yang damai di tengah kecamuk peperangan yang paling mematikan.
Hingga kemudian, setelah berminggu-minggu berada di perkemahan sang Sultan, dan setelah dengan leluasa berkhotbah di depan para prajurit Mesir karena mendapat izin dari sang Sultan, Fransiskus pun diantarkan kembali dengan aman ke perkemahan Tentara Salib.
Usai silaturahmi, rombongan kemudian mengunjungi dan menyapa para santri yang letaknya tidak jauh dari lokasi pertemuan, foto bersama dan memberikan cindera mata kepada pimpinan Ponpes KH. DR. KH. Ahmad Damanhuri, MA Pimpinan Pondok Pesantren Al Karimiyah, Sawangan, Kota Depok yang dilakukan oleh RP. Prof. Alex Lanur OFM. (Darius Lekalawo, Koordinator Kerasulan Awam Paroki Santo Paulus Depok).