Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Matius 9: 9-13)
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
TUHAN memanggil orang-orang yang diutusNya pada saat mereka melakukan rutinitas hariannya. Tuhan memanggil Musa ketika ia sedang menggembalakan ternak milik Yitro, mertuanya (Kel. 31:10). Elisa dipanggil Tuhan sementara dia membajak dengan 12 pasang lembu (1 Raj. 19:19). Tuhan memanggil Daud menjadi raja ketika ia sedang menggembalakan ternak (1 Sam. 16:11-13). Yesus memanggil kedua bersaudara, Simon dan Andreas, pada saat mereka sedang menebar jala untuk menangkap ikan. Kemudian Ia memanggil kedua bersaudara anak Zebedeus yakni Yohanes dan Yakobus yang sementara sibuk membersihkan jala ayah mereka dalam perahu (Mat. 4:18-22).
Matius adalah seorang pemungut cukai. Dia adalah orang biasa saja, malah orang berdosa. Dia adalah orang “sakit” menurut pandangan mata orang kebanyakan berhubung pekerjaan rutinnya sebagai pemungut cukai dan selalu bergaul dengan orang-orang berdosa lainnya. Tetapi dia, justru dipanggil Tuhan untuk bekerja di ladangNya.
Dia dipanggil untuk menjadi muridNya ketika dia sedang duduk dan sibuk di kantor bea cukai melakukan pekerjaan rutin sebagai pegawai pajak. Dia dipakai Tuhan untuk membawa karunia, rahmat dan berkat serta belaskasih bagi orang lain.
Matius dalam bahasa Ibrani “Mattai” berarti karunia dari Allah. Dia yang adalah pemungut cukai, orang berdosa, dipanggil Tuhan untuk membawa belas kasih, karunia, rahmat dan berkat bagi orang lain.
Kita pun dipanggil Tuhan “saat ini di sini” untuk melayani sesama di saat kita sibuk dengan rutinitas kita setiap hari. Pekerjaan harian kita “saat ini di sini”, betapapun kecil dan sederhana nilainya, adalah medan panggilan Tuhan bagi kita. Melalui pekerjaan kecil dan sederhana bagaimanapun kita dipanggil dan diutusNya untuk membawa karunia, belas kasih, rahmat dan berkat bagi orang lain.
Maka kita diajak untuk menjadi “Mattai-mattai kecil”: menjadi pembawa karunia, rahmat, belas kasihan dari Allah bagi orang banyak melalui karya kita masing-masing.
Selamat merayakan Misa/Adorasi Jumat Pertama bulan Juli 2022. Selamat menjadi karunia, rahmat dan berkat serta belaskasih bagi orang lain. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang telah berjuang menjadi karunia dan membawa rahmat dan berkat serta belaskasih bagi orang lain melalui pekerjaan rutin harian kita. Amin.