Renungan Jumat, 17 Februari 2023: Pikullah “Salib” Hidupmu dengan Setia! (Markus 8: 34-9:1)

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya  dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku  di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun  akan malu karena orang itu  apabila Ia datang kelak  dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang  dengan kuasa.  (Markus 8: 34-9:1).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

“SETIAP  orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya  dan mengikuti Aku,”  kata Yesus kepada orang banyak dan murid-muridNya  (juga kita) yang dalam Injil kemarin ditolak oleh Petrus (Markus 8:34).

Beriman kepada Tuhan Yesus adalah pemberian diri dan hidup kepada Tuhan secara utuh dan sempurna. Salib dan penderitaan, bahkan kematian adalah jalan Yesus, bagian yang tidak bisa dihindari dari mengikuti Tuhan. Itulah jalan Yesus. Itulah jalan kita: Jalam Salib!

Yesus mengajak  kita dalam Injil hari ini untuk tetap tegas, kuat  dalam menapaki jalan salib kita  dan dalam menghadapi salib-salib hidup kita, dalam menghadapi tantangan dan pencobaan hidup serta kesulitan dan persoalan hidup.

Yesus memanggul Salib ke Gunung Golgota, jatuh tiga kali, bangun lagi, dibantu Simon dari Kirene, teruskan perjalanan SalibNya dan tiba juga di puncak Golgota. Kita juga  pikul Salib kita,  jatuh mungkin ribuan kali, tapi harus bangun ribuan kali lagi, dibantu oleh Kirene-Kirene  sekitar kita, dan oleh Tuhan sendiri untuk teruskan perjalanan  kita  yang banyak memikul salibnya.

Tuhan memberi “salib” kepada kita tidak melampaui atau melebihi kekuatan atau kemampuan kita  untuk memikulnya. Tuhan juga bantu pikul. Banyak Simon dari Kirene jaman sekarang  yang bantu pikul. Karena itu kuatkanlah raga kita, dan teguhkanlah iman kita kepada Tuhan!  Tuhan selalu menyertai kita saat ini di sini,  apapun keadaan.

Selamat menapaki jalan salib kita! Selamat menghadapi salib hidup kita! Selamat memikul salib hidup kita! Kebangkitan dan kehidupan baru, dukacita dan kebahagiaan menantikan  kita  yang bertahan.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus membantu dan (+) memberkati  kita  sekalian yang tetap kuat dan teguh dalam mengikuti Yesus dan memikul “salib hidup” dalam hidup ini. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *