Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa. “ (Markus 8: 34-9:1).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“SETIAP orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku,” kata Yesus kepada orang banyak dan murid-muridNya (juga kita) yang dalam Injil kemarin ditolak oleh Petrus (Markus 8:34).
Beriman kepada Tuhan Yesus adalah pemberian diri dan hidup kepada Tuhan secara utuh dan sempurna. Salib dan penderitaan, bahkan kematian adalah jalan Yesus, bagian yang tidak bisa dihindari dari mengikuti Tuhan. Itulah jalan Yesus. Itulah jalan kita: Jalam Salib!
Yesus mengajak kita dalam Injil hari ini untuk tetap tegas, kuat dalam menapaki jalan salib kita dan dalam menghadapi salib-salib hidup kita, dalam menghadapi tantangan dan pencobaan hidup serta kesulitan dan persoalan hidup.
Yesus memanggul Salib ke Gunung Golgota, jatuh tiga kali, bangun lagi, dibantu Simon dari Kirene, teruskan perjalanan SalibNya dan tiba juga di puncak Golgota. Kita juga pikul Salib kita, jatuh mungkin ribuan kali, tapi harus bangun ribuan kali lagi, dibantu oleh Kirene-Kirene sekitar kita, dan oleh Tuhan sendiri untuk teruskan perjalanan kita yang banyak memikul salibnya.
Tuhan memberi “salib” kepada kita tidak melampaui atau melebihi kekuatan atau kemampuan kita untuk memikulnya. Tuhan juga bantu pikul. Banyak Simon dari Kirene jaman sekarang yang bantu pikul. Karena itu kuatkanlah raga kita, dan teguhkanlah iman kita kepada Tuhan! Tuhan selalu menyertai kita saat ini di sini, apapun keadaan.
Selamat menapaki jalan salib kita! Selamat menghadapi salib hidup kita! Selamat memikul salib hidup kita! Kebangkitan dan kehidupan baru, dukacita dan kebahagiaan menantikan kita yang bertahan.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus membantu dan (+) memberkati kita sekalian yang tetap kuat dan teguh dalam mengikuti Yesus dan memikul “salib hidup” dalam hidup ini. Amin.