Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22: 34-40).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DALAM Injil hari ini Yesus, Guru mengajarkan hukum utama yaitu cinta, cintakasih, mencintai, mengasihi. Mencintai Allah, sesama dan terakhir untuk diri sendiri. Semacam “cinta segitiga” dengan kualitas yang sama dan prima. Intinya “memberikan yang terbaik dan terindah” untuk yang lain: Tuhan dan sesama.
Ada unsur pengorbanan dalam memberikan yang terbaik dan terindah untuk Tuhan dan sesama. Ada unsur “serah nyawa” untuk menghidupkan yang lain, untuk memberikan yang terbaik dan terindah untuk yang lain.
“Tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya,” kata Yesus, Sang Guru Kasih (Yoh. 15:13). Bahasa Injil hari ini: “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu (bukan 1/2 hati), dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap hatimu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Jangan main-main, jangan setengah-setengah. Harus full, penuh, total, “all-out” kasihnya, “serah nyawa”nya seperti yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus sendiri. Kita pun bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari “di sini-saat ini”.
Ada sukacita, kegembiraan, kebahagiaan tersendiri bagi kita kalau sudah memberikan yang terbaik dan terindah untuk Tuhan dan orang lain. Itulah bonus yang diperoleh dalam mempraktekkan cinta yang sejati, “cinta segitiga” antara saya dengan Tuhan dan sesama. Selamat mencintai!
Selamat memberikan yang terbaik dan terindah untuk Tuhan dan sesama. Selamat menikmati bonusnya. Semoga berkat Bunda Maria, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang sudah, sedang, akan memberikan yang terbaik dan terindah untuk Tuhan, orang lain dan diri sendiri. Amin.