Suatu ketika, Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?”
Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun.
Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Lukas 9: 18-22).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
Yesus tahu bahwa diriNya akan disalibkan. Namun di balik itu, Yesus ingin agar setiap manusia juga menyadari bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, karena masih ada kebangkitan.
Yesus berjuang sehabis-habisnya (all-out) agar setiap manusia juga menyadari bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya karena ada kebangkitan. Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga” (Lukas 9:22). Yesus, Mesias dari Allah, harus menderita”.
Yesus meminta agar diriNya dikenal secara pribadi dan mendalam. Pengenalan secara pribadi dan mendalam itu, tidak hanya mau menerima kebahagiaan, tetapi harus berani menerima penderitaan. Mesias harus menderita, harus memikul salib dan harus melalui jalan salib menuju kebangkitan, kehidupan, keselamatan. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23).
Orang Yahudi (kita) mempunyai pengertian sebaliknya tentang Mesias. Bagi mereka, Mesias adalah pribadi yang besar dan berkuasa. Ia akan datang dalam keperkasaan dan gegap gempita. Kuasanya akan mengentaskan mereka dari kemiskinan dan mengganti penderitaan mereka dengan kepenuhan. Maka Mesias yang menderita, bahkan harus mati, menjadi sulit untuk dipahami.
Tidak demikian bagi kita yang Kristiani. Bagi kita yang Kristiani, nama Mesias berarti penyelamat (Savior), Kristus, Sang Juru selamat kita yang harus melewati jalan salib menuju kebangkitan, kehidupan, kebahagiaan, keselamatan.
Semoga dengan bantuan doa Santo Padre Pio, Allah Tritunggal Mshakudus (+) memberkati kita yang mengenal dan mencintai Mesias, Kristus sang Juru Selamat kita. Amin.