Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?”
Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. (Matius 13: 10-17).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
KATA Yesus kepada murid-muridNya dalam perumpamaan tentang seorang penabur hari ini: “Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, ‘apapun yang ada padanya’ akan diambil daripadanya!” (Matius 13:12).
Orang yang mempunyai akan diberi, sedangkan orang yang tidak punya, bukannya tidak mendapat, malah apapun yang ada padanya diambil. Amat keras perkataan Yesus ini, kalau dilihat secara sepintas.
Namun, di dalam pernyataanNya itu terdapat “kebenaran” yang tak dapat dipungkiri atau disepelekan. Orang yang mengembangkan bakat-bakatnya akan bertumbuh dalam bakat-bakatnya tersebut, tetapi orang yang tidak mengembangkannya akan kehilangan bakat-bakatnya itu. Orang yang mengembangkan dan mengusahakan kebaikan akan bertumbuh dalam kebaikan, tetapi orang yang tidak mengembangkan dan mengusahakan kebaikan akan kehilangan kebaikan itu.
Hidup kita adalah suatu kesempatan dan proses untuk bisa “memperoleh lebih banyak” atau “kehilangan lebih banyak/semuanya”. Yesus mengajak dan mengajar kita untuk mendengar, mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah. Mengajak kita untuk melihat, memperhatikan dan mengimani rencana dan kehendak Allah dan kebenaranNya. “Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar!” (Matius 13:16).
Yesus mengajarkan bahwa orang (kita) yang berusaha menghidupi nilai-nilai injili (iman, harap, kasih, kebaikan, kebenaran) akan bertumbuh dalam nilai-nilai itu dan karena itu ia akan diberikan rahmat demi rahmat (yang mempunyai akan diberi). Tetapi orang yang gagal menghayati dan mengamalkan nilai-nilai injili itu akan kehilangan nilai-nilai yang sudah pernah dihidupinya dan karena itu kehilangan rahmat demi rahmat (apa yang ada padanya akan diambil kembali).
Selamat menggunakan dan mengembangkan rahmat demi rahmat dalam hidup ini saat ini – di sini. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang tekun menggunakan dan mengembangkan rahmat demi rahmat dalam hidup ini “di sini dan saat ini”. Amin.