“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Yohanes 6:37-40).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
HARI ini, bersama seluruh Gereja Katolik (Umat Allah) di seluruh dunia, kiata mengenangkan dan menghadirkan kembali saudara atau saudari kita yang sudah lebih dahulu meninggal dunia.
Semestinya pada setiap tanggal 2 November seluruh umat katolik berkumpul di Gedung Gereja, kapel, atau pekuburan yang telah disepakati untuk diadakan perayaan Ekaristi/Ibadat Sabda khusus bagi mereka yang sudah meninggal itu.
Memang untuk mengenangkan atau memperingati mereka itu tidak mesti tunggu tanggal 2 November, tapi setiap hari bisa dilakukan. Dalam setiap perayaan Ekaristi apa saja dan kapan saja, terutama Misa Harian dan Misa Hari Minggu, khususnya dalam bagian Doa Syukur Agung, entah kita sadar atau tidak, selalu kita kenang dan doakan secara khusus untuk saudara/i kita yang sudah meninggal dunia. Tinggal saja umat beriman (kita) yang hadir misa itu menyebut dalam hati nama-nama dari anggota keluarganya yang sudah meninggal itu.
“Ingatlah akan saudara-saudari kami yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit, dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu dan terimalah mereka dalam cahaya wajahMu”.
Peringatan khusus hari ini dan doa khusus pada bagian Doa Syukur Agung itu menunjukkan kepada kita bahwa ada ikatan atau hubungan cinta antara kita dengan mereka yang sudah meninggal itu. Ada ikatan cinta antara Gereja (umat Allah) yang masih hidup dan berziarah di dunia ini dengan gereja (umat Allah) yang sedang berada di Api Penyucian (karena belum disucikan dari dosanya) dan Gereja para kudus di surga (yang sudah dihapuskan dosa-dosanya) yang kita rayakan kemarin, pada Pesta Semua Orang Kudus.
Injil suci hari ini mengajak kita untuk melihat dengan jernih dan mengimani bahwa kematian itu bukanlah akhir dari segalanya, tetapi pintu masuk menuju hidup baru yang kekal, hidup baru bersama Tuhan. Peralihan dari hidup yang fana dan terbatas menuju hidup baru yang kekal atau abadi.
Kunci yang bisa membuka pintu menuju ruang keselamatan abadi itu adalah iman atau kepercayaan kepada Kristus, yang sulung dari antara orang yang mati dan bangkit dari kematian.
Pada hari ini kita mengenangkan dan memperingati serta mendoakan orangtua, saudara/i, teman, kenalan dan siapapun orang beriman yang telah meninggal dunia dengan harapan semoga mereka “sudah mengalami hidup baru bersama Tuhan di sorga”.
Kita memohon kepada mereka yang telah meninggal dunia untuk tetap tekun mendoakan kita di hadapan Allah agar juga setiap saat dan di manapun bisa mengalami hidup baru bersama Tuhan selama berziarah di dunia ini; tetap mengalami hidup kekal di dunia ini.
Selamat mengenangkan Arwah Semua Umat Beriman. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus(+) memberkati kita sekalian yang selalu mengalami hidup baru bersama Tuhan saat ini – di sini. Amin.