Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Lukas 9:57-62).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SALAH satu yang meghalangi hidup kita untuk bergerak maju atau hidup dengan cara atau protokol baru adalah karena kecenderungan kita untuk terikat/melekat pada masa lalu. Cenderung “menoleh ke belakang” terlalu banyak, cenderung “fokus ke belakang” sampai-sampai mengabaikan untuk fokus pada hidup saat ini-di sini dan ke depannya. Kita sangat suka membawa masa lalu kita bahkan masa lalu yang negatif ke mana-mana, ke masa sekarang dan masa yang akan datang. Kita cenderung membawa pola atau protokol hidup lama ke tengah cara atau protokol hidup baru.
Menjadi pengikut Yesus merupakan pilihan bebas tanpa paksaan. Dan bagi banyak orang pilihan itu menuntut sebuah keputusan pribadi untuk mengikui protokol atau cara hidup yang baru. Konsekwensinya, orang harus meninggalkan, melepaskan pola, cara, protokol hidup yang lama yang tidak selaras dengan pilihan, pola, protokol, cara hidup yang baru.
Di sini orang harus berani berkorban untuk bisa masuk ke dalam “Ruang Kerajaan Allah, ruang cara, pola, protokol hidup yang baru” bersama Tuhan Yesus. Ruang keselamatan; ruang cintakasih dan kedamaian; ruang kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain; ruang Kerajaan Allah, di tempat tugas kita masing-masing saat ini di sini sesuai dengan jalan,tugas atau panggilan hidup kita masing-masing saat ini, sebagai apa saja kita.
Ada beberapa protokol lama yang harus dikorbankan atau ditinggalkan. Pertama, harta milik dan kenyamanan hidup: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan alas kepalaNya” (Luk. 9:58).
Kedua, kesibukan dan rencana-rencana pribadi. “Biarkanlah orang mati menguburkan orang mati, tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana” (Luk. 9:60). Ketiga, keterikatan karena hubungan kekeluargaan/kekerabatan. “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk. 9:62).
Itulah protokol lama yang menghalangi kita untuk bergerak maju ke protokol hidup yang baru pada saat ini di sini dan pada masa yang akan datang. Maka Yesus dalam Injil hari ini mengajak kita sesuai dengan jalan hidup kita masing-masing untuk fokus pada perjalanan atau panggilan hidup kita saat ini-di sini dan ke depannya. Janganlah kita terlalu sering menoleh, menengok, fokus ke belakang atau masa lalu. Jangan juga kita hidup dengan kelekatan-kelekatan masa lalu, karena akan menghalangi kebahagiaan kita sendiri dan orang lain yang kita layani.
Selamat menikmati jalan hidup kita saat ini dan ke depannya dengan penuh tanggungjawab dan penuh sukacita bersama Tuhan. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu fokus pada jalan atau panggilan hidup saat ini di sini dan kedepannya bersama Tuhan. Amin.