Pada suatu kali, Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.”
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” (Lukas 11:1-4).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DOA atau berdoa adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan yang diimani. Dalam berdoa atau berkomunikasi dengan Tuhan, kita menyampaikan syukur (bersyukur) dan menyampaikan permohonan (meminta/memohon).
Berdoa berarti: Bersyukur atas segala hal yang telah dialami dalam hidup (pengalaman positip dan negatip – menurut pandangan atau mata manusia, karena menurut Tuhan Allah semua pengalaman itu baik, indah)! Semuanya harus disyukuri. Hidup sehat, disyukuri! Hidup tidak sehat, juga disyukuri! Siang malam, terang gelapnya hidup ini: semuanya disyukuri!
Berdoa berarti juga: Memohon segala hal yang dibutuhkan, apa saja disampaikan. Namun mesti disadari bahwa pengabulan doa itu adalah hak dari Tuhan Allah sendiri. Tuhan Allah tahu baik apa saja yang kita butuhkan. Dan karena itu pasti mengabulkan apa yang kita minta dan butuhkan. Kalau “dikabulkan”, itu berarti itu sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami kepada kita agar semakin dekat dengan Tuhan dan menghayati dan mempraktekkan isi doa itu. Dalam doa itu kita bersyukur kepada Tuhan atas segala sesuatu (rahmat dan berkat) yang telah kita terima dan nikmati. Karena itu kita harus memuji dan memuliakan Allah Bapa. “Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah NamaMu!”
Sesudah itu, barulah kita memohon kepada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan: ” Datanglah KerajaanMu! Jadilah kehendakMu! Berikanlah kami setiap hari (pada hari ini) “makanan” (rejeki) yang secukupnya (pas-pasan saja, tidak berlebihan)! Ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami! Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (bukan peecobaan), tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat!
Itulah yang kita butuhkan dalam doa, dan itulah yang menjadi kehendak Allah. Dan doa yang sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai dengan kehendak Allahlah yang pasti akan dikabulkan oleh Allah.
Kita disadarkan dan diajak agar dalam berdoa tidak lupa bersyukur atas apa saja yang ada dan memohonkan dan membiarkan kehendak Allah yang terjadi! Dan mesti diyakini dan dihayati dan ditermima bahwa kehendak Allah adalah selalu yang terbaik dan terindah.
Doa yang terbaik adalah doa yang selalu diakhiri dengan membiarkan “kehendak Allah” yang terjadi atas diri dan hidup kita “saat ini di sini”. Dan karena itu, “diri dan hidup kita saat ini di sini” adalah yang terbaik dan terindah yang harus dinikmati dan disyukuri dengan penuh sukacita dan kegembiraan.
Bunda Maria adalah teladan kita dalam bersyukur dan membiarkan kehendak Allah terjadi: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!” Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang selalu bersyukur atas kehendak Allah dan memohon kehendak Allah yang terjadi atas diri dan hidup kita saat ini di sini. Amin.