Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan di sangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barang siapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, jangan lah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela diri mu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.” (Lukas 12: 8-12).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
HARUS disadari dan diimani bahwa Roh Kudus (yang kita terima pada saat dibaptis, persisnya pada saat diurapi dengan minyak Krisma pada ubun-ubun kita) bekerja menyertai kita. Tanda kecil bahwa Allah Roh Kudus bekerja dalam diri kita adalah kita bisa percaya kepada Tuhan Allah, merasakan kasih dan kebaikanNya, dan tahu membedakan apa yang baik dan benar.
Roh Kuduslah yang selalu membisikkan, mendorong dan membuat kita berani melakukan hal-hal yang baik, benar, jujur, adil, bijaksana, dan penuh cintakasih. Bahkan Roh Kuduslah yang membuat kita bisa berdoa dan bisa memahami rencana-rencana dan kehendak-kehendak Allah.
Orang yang menerima Roh Kudus dan menghayati serta merasakan kehadiran-Nya adalah orang yang tidak hanya memikirkan hal-hal duniawi/jasmani tetapi juga hal-hal surgawi. Roh Kudus tidak kelihatan wujudNya, tetapi kehadiranNya sungguh nyata dalam hidup ini.
Bagaimana sikap kita terhadap Allah Roh Kudus? Terbuka terhadap Allah Roh Kudus. Percaya akan kehadiran dan karyaNya. Rasakan kehadiranNya. Minta “pengajaran”Nya dalam menghadapi kesulitan dan persoalan hidup. Peka terhadap kehadiranNya. Mohon agar kita yang berada dalam persoalan hidup “dibela” oleh Roh Kudus.
Untuk itu kita harus terbuka kepada Allah Roh Kudus. Setiap saat, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, kita perlu “menyempatkan diri” untuk merasakan kehadiran Allah Roh Kudus itu dalam doa dan karya kita. Dan doa yang paling tinggi adalah Perayaan Ekaristi; Ekaristi harian (vakultatip), terutama Ekaristi Hari Minggu dan Hari-hari Raya yang disamakan dengan hari Minggu (wajib diikuti).
Roh Kudus senantiasa menawarkan bantuanNya untuk kita. Sekarang tinggal dari kita saja: Percayakah dan terbukakah hati kita untuk menerima kehadiran dan karyaNya itu? Bunda Maria telah merasakan dan mengalami campur tangan Allah Roh Kudus dalam hidupnya “Maria mengandung dari Roh Kudus”.
Dalam perayaan Ekaristi, Allah Roh Kuduslah yang mengubah persembahan kita; mengubah hosti dan anggur kita; mengubah persembahan material kita – yang sudah “diganti” dengan “kolekte” (sejak abad XI) menjadi tubuh dan darah Kristus. Kata-kata imam sebelum Konsekrasio dalam Misa: “Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa, sumber segala kekudusan, maka kami mohon ‘Kuduskanlah persembahan ini (yang kita bawa) dengan pencurahan RohMu (Roh KudusMu) agar menjadi Tubuh dan darah Tuhan kami Yesus Kristus’”.
Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef dan Santa Theresia dari Yesus, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang selalu terbuka kepada Allah Roh Kudus. Amin.