Semua orang takjub akan segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.”
Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. (Lukas 9,43b-45).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“MALU bertanya, sesat di jalan. Malu meminta, mati kelaparan”. Itulah peribahasa untuk menggambarkan betapa perlu dan pentingnya “bertanya atau minta petunjuk, klarifikasi dan konfirmasi”.
Dalam Injil hari ini, para murid Yesus tidak mau bertanya kepada Yesus, meskipun mereka tidak memahami apa yang dikatakan Yesus. “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: ‘Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia’. Mereka tidak mengerti perkataan itu.., mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepadaNya.” (Luk. 9:44-45).
Tidak disebutkan mengapa tidak mengerti perkataan itu, tapi ketidakmengertian pasti menghambat pemahaman dan penghayatan iman mereka akan pribadi Yesus dan karya pelayananNya. Karena kurang paham, maka mereka (kita) kemudian tidak siap menerima dan menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi kemudian, misalnya mereka (kita) “lari tunggang langgang” ketika Yesus ditangkap, diadili dan dihukum mati di kayu salib. Semua itu sudah dikatakan Yesus, tetapi mereka tidak mau memahami. Akan menjadi lain sikap dan responsnya (tidak lari) kalau mereka mau bertanya, ketika mereka memang tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus itu.
Pesan untuk kita: Jangan malu bertanya tentang apa saja untuk bisa mendapat petunjuk, “pencerahan atau klarifikasi dan konfirmasi”. Kalau kita tidak/kurang mengerti atau mengerti salah, tidak ada salahnya untuk bertanya. Kalau tidak, kita akan “pikul terus ilmu salah itu” ke mana-mana dan setiap saat. Tanyalah kepada orang (sumbernya) yang diperkirakan bisa memberikan klarifikasi atas ketidakmengertian itu.
Kalau tidak tahu atau tidak mengerti tentang Yesus, mengapa tidak bertanya langsung kepada Tuhan Yesus? Kita bertanya kepadaNya melalui atau dalam doa-doa kita, termasuk dan terutama doa pada waktu perayaan Ekaristi Harian (fakultatip) dan/atau Misa Hari Minggu (wajib: Kuduskanlah hari Tuhan! Perintah dari Tuhan).
Kita mendapatkan jawabannya saat membaca dan/atau mendengarkan Sabda Tuhan dalam perayaan-perayaan sakramen, terutama dlm perayaan Sakramen Ekaristi=MISA! Dalam misa, perayaan Ekaristi, penerimaan Sakramen Ekaristi (“Sambut Baru” bagi yang pertama kali menerimanya = komuni pertama dan “Sambut lama”, bagi yang menerima komuni ke-2, ke-3, ke-1000, dan seterusnya), kita pasti mendengarkan Sabda Tuhan dan santap Tubuh dan darah Kristus. Setiap hari kita mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan.
Usaha-usaha itu akan sangat membantu kita untuk memahami Tuhan Yesus, terutama berkaitan dengan sengsara, penderitaan dan kematianNya dan kebangkitanNya serta kedatanganNya kembali dalam rangka menyelamatkan kita. Selamat bertanya dan minta petunjuk dan klarifikasi dan konfirmasi kepada Tuhan dan orang lain.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang “rajin bertanya” untuk minta klarifikasi dan konfirmasi kepada Tuhan dan sesama atas hal-hal yang tidak dipahami. Amin.