Renungan Sabtu, 25 Februari 2023: Yesus Datang untuk Mengangkat Keterpurukan Kita! (Lukas 5: 27-32)

Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!”

Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai  dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat  bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Lukas 5: 27-32).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng

SEORANG  pemungut cukai bernama Lewi mendadak mendapat panggilan dari Yesus: “Ikutlah Aku! Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. …Bukan orang sehat yang memerlukan tabib/dokter, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Lukas  5:27-28.31-32).

Kata-kata Yesus lebih merupakan sebuah ajakan, bukan perintah. Lewipun meninggalkan kantornya dan mengikut Yesus. Pemungut cukai dianggap orang “kotor”, jahat, karena tidak jujur. Kita juga?  Namun Yesus datang justeru untuk mengangkat keterpurukan manusia (kita) dan membawanya ke dalam kemuliaan Bapa. Di sini menjadi semakin nyata makna  kehadiran dan karya Yesus yang sejati. Yesus menjadi sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.

Dalam Injil hari ini, sebagai sahabat pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus mengajak kita untuk melakukan perbuatan baik dan belaskasih yang nyata di atas segala-galanya. Melakukan perbuatan terang untuk menghalau kegelapan.  Kasih Tuhan tidak membeda-bedakan. Semua orang (kita) dipanggilNya kepada pertobatan.

Yesus memanggil kita bukan untuk membantu Dia, tetapi supaya kita meninggalkan kebiasaan lama yang buruk/jahat dan mengikuti Dia. Di sini, Yesus sungguh menjadi sahabat kita. Ia sungguh menjadi tabib/dokter kita. Kasih dan kemurahan hatiNya terbuka bagi semua orang, kepada kita. Datanglah kepada Yesus! Adakan selalu perjamuan bersama Yesus, seperti yang dilakukan Lewi.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang sudah, sedang dan akan menjadi sahabat  Yesus kapan dan di mana saja. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *