Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.”
Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Dua belas bakul.”
“Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Tujuh bakul.” Lalu kata-Nya kepada mereka: “Masihkah kamu belum mengerti?” (Markus 18: 14-21).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng)
YESUS menegur dan mendidik para muridNya (kita) untuk berjaga-jaga dan waspada dalam hidup ini; untuk hati-hati terhadap kejahatan dalam dunia ini. Satu hal yang mau ditegaskan dalam hidup ini, terutama dalam menyikapi persoalan hidup yang ada adalah mendengar, melihat, mengerti dengan baik dan benar terhadap apa saja yang ada dalam hidup ini. Jangan mengerti salah atau ada salah pengertian (misunderstanding). Kalau sudah salah dengar, salah mengerti, salah paham, maka salah juga sikap atau tindakan/aksi.
Orang Farisi dan Herodes salah mengerti tentang Yesus dan kuat kuasaNya. Berpikir buruk dan negatip tentang Yesus dan kuasa-Nya yang telah berbuat banyak “mukjizat” dan berbagai perbuatan baik dan benar. Mereka tidak percaya kepada kuat kuasa Yesus. Mereka merasa diri disaingi oleh Yesus. Karena itu mereka menghasut dan “mengajarkan” orang lain untuk jangan percaya kepada Yesus. Ini “ragi”, ajaran yang berbahaya dan menyesatkan. Mereka salah mengerti tentang Yesus. “Lalu Yesus memperingatkan mereka, katanya: Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes!” (Markus 8:15).
Para murid Yesus juga mengerti salah terhadap Yesus. Ketika omong tentang ragi mereka pikir salah dengan berkata: “Itu dikatakanNya karena kita tidak mempunyai roti!” (Markus 8:16), karena mereka hanya ada bawa satu roti (Markus 8: 14). Mereka cemas akan makanan fana itu. Mereka tidak percaya, yakin akan kuat kuasa Yesus yang telah mereka alami dan saksikan sendiri selama ini.
Yesus mengadakan mukjizat perbanyakan roti, dan berbagai perbuatan baik lainnya. Yesus telah menunjukkan perbuatan kasihNya kepada banyak orang. Makanya Yesus tegur: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi?” (Markus 8:17-18).
Kita juga mungkin banyak kali salah mengerti tentang Tuhan dan orang lain, tentang hidup iman kita dan tentang persoalan hidup kita. Kita diajak untuk selalu berusaha mendengar dan mengerti dengan baik dan benar akan “segala sesuatu” dalam hidup ini, terutama suara, rencana dan kehendak Allah sendiri di balik semua peristiwa dan pengalaman hidup kita.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang mendengar dan mengerti dengan baik dan benar suara, rencana dan Kehendak Allah dalam hidup kita di sini saat ini. Amin.