Renungan Selasa, 18 April 2023: Hiduplah dalam Semangat Pembaharuan serta Pelayanan dalam Kasih! (Yohanes 3: 7-15)

Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.  Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh. ” 

Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar   Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?  Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui   dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian  kami.  Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?  

Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga,   selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga,  yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,  demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,  supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya beroleh hidup  yang kekal. (Yohanes 3: 7-15).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

Gerakan   dalam Gereja Katolik telah mengubah hati  begitu banyak orang (kita?)  di zaman ini sehingga mereka (kita) sungguh-sungguh terlibat atau berpartisipasi  aktip dalam kehidupan menggereja,  termasuk karya pewartaan dan diakonia (pelayanan), seperti yang  terjadi pada zaman Gereja Perdana, mereka “hidup bersama, sehati sejiwa”.

Bacaan Pertama hari ini (Kisah Para Rasul 4: 32-37), menggambarkan ciri hidup gereja perdana tersebut. Ciri hidup mereka adalah: “Hidup bersama dan sehati sejiwa”; memandang apa yang dimiliki adalah anugerah,  rahmat,  berkat dari Tuhan,  maka semuanya itu diperuntukkan juga bagi sesama,  sehinggga  hidup dirasakan “bukan seorang diri saja”; ada semangat berbagi.

Dengan pencurahan kuasa Roh Kudus, banyak orang masa kini (kita) merasa seperti “dilahirkan kembali” dan mengalami buah-buah  rohani yang luar biasa.  Buah-buah  rohani yang diperoleh melalui pertobatan dan pembaharuan hidup mendorong kita untuk melakukan segala pekerjaan yang baik dan benar dengan melayani Tuhan dan sesama, melakukan segala sesuatu, melakukan pelayanan dalam kasih, omnia in caritate. Inilah buah rohani bagi kita.

Dorongan atau semangat untuk melakukan itu  adalah buah dari karya Roh Kudus,  buah dari “dilahirkan kembali”. Jadi Sabda Yesus hari ini sungguh menjadi kunci pembukanya: “Kamu harus dilahirkan kembali!” (Yohanes 3:7).

Semoga kita bersedia untuk “selalu dilahirkan kembali dalam Roh”. Selalu berjuang untuk  berbagi kasih! Bersedia bertobat! Bersedia untuk membarui diri. Bersedia untuk berubah ke arah yang lebih baik dan benar! Bersedia melayani! Bersedia berbuat baik dan benar. Bersedia melayani. Itu tanda dilahirkan kembali!

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  sekalian yang selalu mau dilahirkan kembali: bertobat, membarui atau mengubah diri dan melayani dalam kasih.  Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *