Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.” (Matius 18: 12-14).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SEORANG gembala yang baik tidak akan membiarkan salah satu domba gembalaanNya hilang atau tersesat. Ia tidak akan bahagia dan tenang hidupnya bila domba gembalaannya hilang, tersesat atau berkurang walaupun hanya satu. Alasannya karena masing-masing domba itu berharga di mata gembalanya.
TUHAN sebagai Gembala juga tidak menghendaki seorangpun dari domba gembalaanNya, dari anak-anakNya (kita) hilang atau tersesat. HatiNya cemas, gelisah, tidak tenang. Dia menghendaki anak yang hilang atau tersesat itu “pulang” ke pangkuanNya dan bersatu denganNya dan dengan anggota kawanan yang lain.
Semua domba sungguh berharga di mata Tuhan. Tidak ada diskriminasi. Tidak ada yang tidak dicintai. Tidak ada yang ditelantarkan; semua (yang sehat dan sakit) dihimpun dan dibimbing Tuhan dengan kasih yang sama.
“Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak tersesat. Demikianlah Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.” (Matius 18:12-14).
Tuhan dengan penuh cinta dan pengorbanan “mencari, menemukan kembali, dan membawa pulang” kita yang sering “hilang dan tersesat” (karena menjauh dan melupakan Tuhan dengan hanya menyandarkan diri dan hidup kita pada pekerjaan, harta kekayaan, uang, pangkat dan jabatan kita dan lain-lain sikap yang menunjukkan bahwa kita mulai melupakan Tuhan).
Tuhan dengan penuh cinta dan kerelaan menebus umat manusia (kita) yang hilang, tersesat dan berdosa dengan sengsara dan menumpahkan darahNya di kayu salib agar manusia (kita) memperoleh penghapusan dosa dan memperoleh keselamatan yang membahagiakan.
Satu ajakan Tuhan untuk kita dalam hidup ini, teristimewa pada masa Adven ini, agar kita menjadi gembala yang baik bagi diri sendiri dan orang lain dan berusaha menjadi domba (tidak hilang, tersesat atau menghilangkan diri, tetapi tetap aktip mencari Tuhan, Gembala yang menuntun diri dan hidup kita).
Selamat menjadi gembala dan domba yang baik. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang sudah, sedang dan akan menjadi gembala dan domba yang baik di sini saat ini. Amin.