Renungan Senin, 10 Oktober 2022: Mengejar Tanda? Ingatlah, Yesus Kristus adalah Tanda Nyata Bahwa Allah Mencintai Kita!

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus,  dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!” (Lukas 11:29-32).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

KERINDUAN Allah Bapa adalah agar semua umat (kita) bisa merasakan kasihNya. Bukti bahwa Allah mau dekat dan bersatu dengan umatNya adalah Dia mau menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Di dalam Kristus terpenuhi janji Allah atas Sang Penyelamat yang turun ke dunia.

Yesus Kristus adalah tanda dan bukti nyata bahwa Allah itu hadir, baik dan peduli dengan umatNya (kita). Ia mencintai kita. Ia menyertai kita setiap saat, bahkan kita selalu menyantap Tubuh dan DarahNya dalam Ekaristi atau Misa.

Kendati demikian, manusia (mungkin  kita?) masih saja sulit untuk percaya. “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada  mereka tidak akan diberikan suatu tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk  orang-orang  Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk  angkatan ini,”  kata Yesus kepada orang banyak yang mengerumuni Dia (Luk. 11:29-30).

Ketidakpercayaan adalah hambatan pokok untuk  bisa bersatu dengan  Allah dalam kasih, sehingga  dalam hidupnya manusia akan selalu mengalami “kegersangan, kekeringan hidup”. Sebaliknya orang yang percaya, bagaikan “mata air” yang akan terus menerus “mengalirkan” kesegaran dan keselamatan serta kebahagiaan bagi diri sendiri dan sesamanya.

Percaya kepada Kristus mengandung konsekwensi yaitu harus ada pertobatan. Tuntutan inilah yang membuat orang (kita) terkadang sulit untuk  sungguh percaya karena harus membuat komitmen untuk meninggalkan segala  bentuk “kelekatan” pada kenikmatan duniawi. Maka tantangan kita adalah apakah berani bertobat agar sungguh mampu menyerahkan diri dan percaya pada kehendak Allah?

Bunda Maria adalah teladan dalam hal percaya penuh tanpa meminta tanda dan bukti. Selamat percaya kepada rencana dan kehendak Allah. Selamat beriman tanpa menuntut tanda dan bukti.

Semoga dengan bantuan Doa Bunda Maria, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai tanda  dan bukti  bahwa Allah mau mencintai kita,  mau dekat dan bersatu dengan kita. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *