Renungan Senin, 24 Juli 2023: Melalui Peristiwa yang Biasa-biasa Saja pun Tuhan Hadir! (Matius 12: 38-42)

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda   dari pada-Mu.” 

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus   tinggal di dalam perut ikan   tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia   akan tinggal di dalam rahim bumi   tiga hari tiga malam. 

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe   akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus,   dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! 

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang   dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” (Matius 12: 38-42).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

DALAM Injil hari ini, orang Farisi dan para ahli Taurat menuntut Yesus untuk menunjukkan tanda atau bukti bahwa Dia adalah utusan Allah supaya mereka percaya.  “Guru,  kami ingin melihat suatu Tanda  daripada-Mu!” (Matius 12:38).

Mereka ingin melihat Tuhan Allah dalam cara-cara yang “luar biasa”, padahal sesungguhnya Tuhan Allah bisa dilihat,  dialami,  dirasakan juga dan terutama “dalam dan melalui” hal-hal yang biasa-biasa.

Yesus heran akan ketidakpercayaan mereka, dengan  berkata: “Angkatan yang jahat dan tidak setia  ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus!” (Matius 12: 39).

Bagi orang-orang  Ninive, Nabi Yunus merupakan tanda  kehadiran Allah dan mereka percaya bahwa kata-kata yang diucapkan Nabi Yunus merupakan Sabda, Suara, Rencana, Kehendak Allah.  Dan karena itu,  mereka bertobat.  Sementara orang Farisi dan para ahli Taurat gagal,  tidak percaya, tidak mengenal atau melihat Yesus sebagai tanda yang berasal dari Allah. Padahal Yesus lebih daripada Yunus.  Dengan jelas Yesus mengatakan: “Sebab orang-orang  Ninive itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!” (Matius  12:41).

Seringkali kita  juga tidak melihat, merasakan,  mengalami kehadiran Allah dalam hidup kita  “here and now”. Mungkin karena kita  terlalu sibuk dengan rutinitas harian kita  sehingga menganggap semuanya “biasa-biasa saja”. Atau  mungkin karena diterpa berbagai masalah atau persoalan hidup sehingga kita  jatuh dalam keputusasaan dan kehilangan harapan dan menganggap Tuhan Allah tidak ada atau tidak hadir.  Padahal Tuhan yang kita  imani senantiasa hadir dan bekerja dalam seluruh peristiwa hidup kita di sini-saat ini. Tuhan Allah turut terlibat, turun tangan, turut campur tangan, bekerjasama dengan kita.

Hanya dibutuhkan yang satu ini dari kita: Percaya dan Bertobat!  Hati, pikiran,  perkataan dan perbuatan kita terbuka lebar-lebar untuk melihat, merasakan, mengalami, menikmati kehadiranNya  di sini – saat ini. Dalam Perayaan Ekaristi Tuhan hadir dalam Tubuh dan Darah yang selalu dan biasa kita  santap. Itulah Tanda kehadiran Tuhan dalam diri dan hidup kita.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  yang merasakan dan percaya akan kehadiran Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup kita,  bahkan dalam peristiwa hidup yang biasa-biasa  saja. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *