Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.”
Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”
Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya. ” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (Matius 8: 5-11).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
IMAN, pengharapan dan kasih yang kuat berbuahkan kenyataan: keselamatan. Ada begitu banyak peristiwa hidup yang membuat kita kagum dan heran akan kenyataan yang terjadi “di luar” dugaan kita.
Sikap iman atau percaya atau keyakinan, harapan dan kasih adalah kunci dari semua peristiwa hidup kita. Percaya merupakan sikap iman yang memberi pengharapan dalam segala persoalan hidup dan mendorong orang untuk berbuat kasih.
Sikap beriman atau percaya membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi setiap orang yang berpengharapan. Yesus menekankan pentingnya memiliki iman atau sikap percaya dalam hidup ini (iman, percaya sungguh-sungguh, dari hati, bukan iman “KTP”). Iman atau sikap percaya menghantar orang pada kesucian dan perlindungan dalam Allah yang menyelamatkan umatNya.
Kita bisa belajar dari seorang perwira Kaparnaum dalam Injil hari ini yang memiliki iman atau sikap percaya kepada Tuhan Yesus Sang Penyembuh. Iman atau kepercayaan kepada Tuhan Yesus membawa kesembuhan kepada hambanya.
“Ketika Yesus masuk ke Kaparnaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepadaNya: ‘Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit dan ia sangat menderita’. Yesus berkata kepadanya: ‘Aku akan datang menyembuhkannya’. Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: ‘Tuan, aku tidak layak menerima Tuan dalam rumahku, katakanlah saja sepata kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Matius 8:5-8).
Kata-kata dari mulut perwira inilah yang selalu kita pakai dalam Perayaan Ekaristi, saat menjelang menyambut Tubuh dan Darah Kristus: “Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh!”
Kita diajak untuk memiliki iman dan pengharapan serta kasih yang kuat kepada Tuhan Yesus. Meskipun kita merasa diri tidak pantas karena keberdosaan kita (Tuhan, saya tidak pantas), namun kita yakin dan percaya, bahwa Tuhan tetap memberikan keselamatan kepada kita yang memohon kepadaNya.
Iman dan pengharapan dan kasih kepada Yesus Tuhan menyelamatkan dan menyembuhkan kita dan siapa saja yang kita doakan atau yang mengharapkan doa kita. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang memiliki iman, harapan dan kasih yang kuat kepada Tuhan. Amin.