Setelah Melewati Banyak Ujian, Gereja Katolik Santa Clara Akhirnya Diresmikan

BEKASI,KITAKATOLIK.COM—Setelah melewati proses penantian yang sangat lama, diwarnai pula oleh penolakan dari sekelompok masyarakat, gereja Katolik Santa Clara akhirnya diresmikan pada Minggu (11/8/2019).

Peresmian tempat ibadah Katolik di Bekasi Utara ini ditandai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo Pr disusul penandatangan prasasti oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi dan Uskup Suharyo serta pemukulan gong oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Dalam kotbahnya, Uskup Suharyo mengajak umat untuk menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran yang akan kelihatan dari buah-buahnya.

“Bangunan gereja ini harus menjadi tempat menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran,” katanya.

Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan Mgr. Ignatius Suharyo Pr. (Foto-foto: Komsos Santa Clara)

Di bagian lain, ia juga meminta umat untuk menghindari gaya hidup komunalisme yang selalu mementingkan perasaan kelompok secara berlebihan. Mereka yang terperangkap dalam mentalitas ini akan menganggap orang di luar kelompoknya sebagai musuh dan menyalahkan apa pun yang mereka lakukan.

“Mereka melakukan sesuatu bukan berdasar salah dan benar, tapi berdasar sentimen kelompok saja,” katanya sembari mengajak umat untuk selalu berpegang pada yang baik dan benar saat pengambilan keputusan.

Wali Kota Rahmat Efendi menyambut bahagia atas peresmian ini karena telah membantu umat merasakan suatu bagian dari pelayanan pemerintah secara adil dalam konteks ketentuan yang berlaku.

“Saya hampir mengeluarkan air mata. Bukan sedih, tapi air mata kebanggaan, di mana saya sebagai walikota, dengan hati yang tulus dan meyakini keyakinan saya di dalam hati, memberikan yang terbaik kepada sesama umat, dalam konteks hidup bermasyarkat, berbangsa dan bernegara. Memimpin tidak boleh menarik ludahnya kembali,” katanya disambut tepuk tangan meriah umat.

Penuh Dinamika

Pendamping Komsos DPH Santa Clara Emanuel Dapaloka menjelaskan, peresmian kemarin bertepatan dengan HUT gereja yang ke-21. Mekar dari Paroki Arnoldus, Bekasi dan menjadi paroki pada 11 Agustus 1998, Gereja Santa Clara baru mendapatkan IMB pada 28 Juli 2015.

Tapi proses pembangunannya mengalami kendala karena penolakan dari sekelompok masyarakat. Menjelang tenggat berakhirnya masa berlaku IMB (berlaku selama 6 bulan, bila tidak segera dibangun, harus mengurus perijinan lagi), pihak panitia nekad melakukan peletakan batu pertama pada 5 Desember 2015.

“Yang hadir dalam peletakan batu pertama itu hanya 16 orang. Konsumsinya hanya gorengan yang dibawa oleh sekretaris  pembangunan gereja,” kenang Eman.

Dalam proses pembangunan, beberapa kali massa meminta segera dihentikan. Mereka juga memaksa Walikota Bekasi untuk mencabut atau membatalkan IMB yang telah diberikan. Tapi ia tetap teguh pada keputusannya.

Jumlah umat Santa Clara per 1 Agustus 2019 adalah 8515 jiwa yang menyebar di 13 Wilayah dan 63 Lingkungan. Kini, umat digembalakan oleh pastor Raymundus Sianipar selalu Pastor Paroki didampingi dua pastor rekan. (Paul MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *