KITAKATOLIK.COM—Bertolak dari Kisah Para Rasul (2:42) – “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” –, Paus Fransiskus menyebut empat karakteristik penting gereja, yaitu mendengarkan ajaran para rasul, membangun persekutuan, memecahkan roti (ekaristi) dan doa.
“Keberadaan Gereja memiliki makna jika tetap bersatu dengan Kristus, yaitu dalam persekutuan jemaat, dalam Firman-Nya, dalam Ekaristi dan dalam doa,” kata Paus Fransiskus dalam sapaannya pada Audiensi Umum) dari Perpustakaan Istana Apostolik, Vatikan pada Rabu (25/11/2020).
Kotbah dan katekese, kata Paus, menjadi saksi atas kata-kata dan tindakan Sang Guru. Pencarian terus-menerus untuk persekutuan persaudaraan melindungi kita dari keegoisan dan partikularisme. Memecahkan roti memenuhi sakramen kehadiran Yesus di antara kita. Dia tidak akan pernah absen – khususnya dalam Ekaristi, Dia ada di sana. Dia hidup dan berjalan bersama kita. Dan terakhir, doa, yang merupakan ruang dialog dengan Bapa, melalui Kristus di dalam Roh Kudus.
“Setiap situasi perlu dievaluasi berdasarkan keempat ‘koordinat’ ini. Apa pun yang bukan bagian dari koordinat ini tidak memiliki sisi gerejawi, itu bukan sifat gerejawi. Gereja bukanlah pasar. Gereja bukanlah sekelompok pebisnis yang maju dengan bisnis baru. Gereja adalah karya Roh Kudus yang diutus Yesus kepada kita untuk mengumpulkan kita. Gereja tepatnya adalah karya Roh dalam komunitas Kristiani, dalam hidup komunitas, dalam Ekaristi, dalam doa… selalu,” katanya.
Paus juga menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan gereja merupakan karya Roh Kudus.
“Gereja tidak tumbuh melalui proselitisme, sebagaimana perusahaan lain mana pun. Ia tumbuh melalui ketertarikan. Dan siapa yang memancing ketertarikan? Roh Kudus!” kata Paus. (Admin)