Terkait Bom Bunuh Diri di Katedral Makasar, Romo Alfius: Semoga Hati Kita Tetap Damai!

MAKASAR,KITAKATOLIK.COM—RD Wilhelmus Tulak baru saja selesai memimpin misa Minggu Palma bersama Uskup Agung Makasar Mgr. Johannes Liku Ada, ketika ia tiba-tiba mendengar dentuman yang sangat keras pada beberapa menit selepas pukul 10.00  WIT.

“Saya masuk dalam kamar untuk ganti pakaian. Lalu saya dengar ledakan yang sangat keras. Hotel yang ada di sebelah selatan gereja Katedral, kaca-kacanya pecah. Semuanya pada  hancur,” kata imam diosesan Keuskupan Agung Makasar ini.

Romo Wilhelmu Tulak,Pr.

Ternyata bunyi itu berasal dari salah satu pintu masuk ke halaman Gereja Hati Yesus yang Maha Kudus tersebut. Beruntung, pada saat itu, umat yang mengikuti misa kedua, langsung pulang ke rumah. Sementara yang mau ikut misa berikutnya pada  pukul 11.00 WIT baru sedikit yang datang. Mujurnya lagi, ada beberapa pintu masuk dan keluar, sehingga umat tidak terkonsentrasi di satu pintu saja.

“Pada saat umat pada pulang dan yang lain masuk, datanglah pelaku bom bunuh diri itu. Naik motor, akan masuk lokasi gereja, tapi sudah diamati oleh petugas keamaan kami. Petugas tersebut  menahan di depan pintu itu dan di situlah terjadi ledakan,” cerita romo Wilhelmus dalam breakingnews kompastv, Minggu (28/3) siang.

Romo menuturkan, petugas keamanan gereja sudah mengamati dua orang yang mencurigakan. Orang tersebut lalu nekad masuk gereja tapi ditahan.

Selain pelaku bom bunuh diri, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Mgr dan Para Romo serta teman-teman sekalian. Kami aman. Tidak ada korban jiwa sejauh ini kecuali pelaku bom bunuh diri. Beberapa umat luka ringan terkena pecahan kaca. Trims, Tuhan berkati. Kita doakan,” tulis RD Alfius, Komkep Makassar melalui WA. “Semoga hati kita tetap damai,” tambahnya.

Sementara Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom menghimbau agar tak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang persitiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Menurut dia, teror bom bunuh diri tersebut sangat mengenaskan, apalagi terjadi saat minggu palma yang merujuk pada peristiwa masuknya Yesus ke Jerusalem dengan mengendarai keledai betina. Lewat mana Yesus sedang membangun persepsi tentang diriNya sebagai Mesias, Raja Damai yang lemah lembut, rendah hati dan menghadirkan kehidupan. Dia tidak datang dengan kekuasaan, kekuatan, apalagi kekerasan untuk berperang dan menghancurkan kehidupan.

“Dalam semangat kelembutan seperti itulah saya mengajak umat Kristen menghadapi peristiwa ini, seraya berdoa bagi kedamaian masyarakat kita,” tulis Gomar dalam siaran persnya, Minggu (28/3) yang diterima redaksi. (Admin)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *