Tetap Hati-hati, Jangan Sampai Gereja jadi Klaster Penularan Baru

JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Memasuki Era New Normal terkait pandemi Covid-19, umat diminta untuk benar-benar disiplin dan berhati-hati. Juga bekerja sama sambil mengedepankan bonum commune atau kesejahteraan bersama.

“Sangat hati-hati,  supaya rumah ibadah tidak menjadi tempat penularan baru atau klaster baru pengembangan Covid-19. Kita memberi petunjuk yang harus ditaati oleh seluruh umat,” kata pastor Antonius Steven Lalu Pr, Sekretaris Komsos KWI, Rabu (17/6/2020) yang lalu.

Hal itu dikatakannya dalam webinar bertajuk “Sikap dan Arah Gereja di Era New Normal” yang disiarkan melalui chanel youtube VifaMedia.com.

Selain pastor Steven, turut urun pendapat dalam seminar tersebut Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Ketua Umum MPH PGI),  Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketua Umum PGLII), Pdt. Jason Balumpapoeng (Ketua Harian PGPI), Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham (Ketua Umum BPH GBI), dan Pdt. Dr. Sherlina Kawilarang, MBA (Ketua Umum PGPI-P).

Selain urun pendapat terkait langkah gereja memasuki Era New Normal, mereka juga memberikan apresiasi atas lahirnya VifaMedia.com besutan Ps. DR. Abraham Conrad Supit.

Kondisi masing-masing

Meski pemerintah telah membuka peluang untuk kembali beribadah di gereja secara fisik, setelah tiga bulan lebih umat hanya mengikuti ibadah di rumah masing-masing, gereja tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan beribadah di gereja.

Keputusan – sudah atau belum boleh beribadah di gereja secara umum — diambil dengan mempertimbangkan kondisi riil keuskupan masing-masing.

“Makanya dalam surat edaran selalu dikatakan, berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing keuskupan. Prinsip kehati-hatian sangat ditekankan. Kesalahan sekecil apapun dalam menjalani situasi sekarang ini, bisa berakibat sangat fatal,” katanya.

“Egoisme dan upaya-upaya yang mementingkan diri sendiri dan golongan harus dihindari,” tambahnya.

Terkait istilah kenormalam baru, pastor Steven menegaskan bahwa  kita  harus belajar untuk menyesuaikan seluruh tata kehidupan, cara berpikir, cara merasa dan bertindak dengan keadaan yang baru.

“Seperti ditegaskan Presiden, kita harus berdamai dengan Covid-19. Dia ada di antara kita, dan kita harus berdamai dengannya karena sampai sekarang vaksinnya belum juga ditemukan,” katanya.

Ia juga meminta umat untuk taat pada protokol yang tentu untuk kebaikan bersama. Seluruh aturan dan protokol itu harus kita lihat pertama-tama demi bonum commune atau kebaikan bersama.  (pamago)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *