Uskup Emeritus Hubertus Leteng Akan Dimakamkan Rabu Mendatang di Samping Gereja Katedral Ruteng

KITAKATOLIK.COM—Jenazah Uskup Emiritus Hubertus Leteng yang berpulang sekitar pukul 06.00 di Rumah Sakit Carolus Boromeus, Bandung, Minggu (31/7/2022) akan diberangkatkan ke Ruteng pada Senin (1/8/2022) dan dimakamkan pada Rabu (3/8/2022) di samping Gereja Katedral, Ruteng, NTT.

Sebelum dimakamkan, akan digelar Misa Pemakaman di Gereja Katedral Ruteng yang dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat.

Seperti dilaporkan Panitia Pelaksana Acara Kedukaan, setelah tiba di Bandara Komodo, Labuan Bajo, jenazah akan dibawa ke Kapela Seminari Santo Yohanes Paulus II Labuan Bajo untuk sebuah Upacara Sabda untuk selanjutnya diantar ke Ruteng dan disemayamkan di Gereja Katedral baru.

Sebelum misa pemakaman pada hari Rabu (3/8/2022), jenazah akan diantar terlebih  dahulu ke keluarga dan yang akan diantar kembali oleh keluarga ke Katedral.

Teladan keredahan hati

Seperti dikatakan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto, OSC dalam kotbahnya  saat memimpin Misa Requiem, Uskup Emeritus Hubertus Leteng meninggal sekitar  pukul 06.00 pagi. Sebelumnya sempat mengalami sesak nafas pada pukul 04.00 dan makin parah pada pukul 05.00 WIB.

“Saya sudah capek. Sepertinya ini akhir hidup saya. Umur saya memang 63 tahun, tetapi sebetulnya saya lebih tua dari itu,” kata Mgr. Hubert kepada frater yang ikut menjaganya di hari-hari terakhirnya.

Di hadapan peti jenazah, uskup Anton mengemukakan kesannya tentang Uskup Huber sebagai peyaksi kerendahan dan kebaikan hati. Juga tak pernah berbicara buruk  tentang orang lain,  termasuk terhadap orang-orang yang berbicara buruk tentang dirinya.

“Terimaksih atas keaksisan hidupmu. Atas kerendahan hati, atas kebaikan hati sekalipun dengan resiko hidupmu sendiri. Maafkalah kami, sebagaimana kami juga memaafkan. Tolong  maafkan kesalahan, kekurangan Mgr. Hubertus Leteng,” kata Mgr. Anton.

“Dia tidak pernah berkata buruk tentang orang lain sedikitpun…. Ia ditempeleng pipi kanan, memberikan pipi kirinya. Terimakasih Mgr. Hubert Leteng. Doakanlah kami supaya  kami memiliki kerendahan hati, memiliki hati yang kaya di hadapan Tuhan sebagaimana bapa uskup juga telah memberikan kesaksisaan bagaimana kaya di hadapanTuhan,” lanjutnya.

Pejuang lingkungan

Tahun 2009, Romo Hubert Leteng yang sebelumnya  adalah Romo Praeses Seminari Tinggi Santo Petrus, Ritapiret, Maumeree diangkat oleh Paus Benediktus XVI menjadi Uskup Ruteng, menggantikan alm Mgr Eduard Sangsung, SVD. Pada 11 Oktober 2017, penguduran dirinya dari jabatan Uskup Keuskupan Ruteng diterima Paus dan ia kemudian menetap dan melayani umat di  Bandung.

Sejak ditahbiskan sebagai Uskup Ruteng, Mgr Hubert sangat konsern dengan kelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan. Dia mengajak umat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan sebagai rahim kehidupan. Himbauannya bukan tanpa alasan. Perambahan hutan sangat masif di Manggarai dan mengancam kelangsungan hidup manusia dan makluk hidup lainnya.

Seperti dicatat Pieter Sambut, adik kelasnya di Seminari  Tinggi  Ritapiret, Uskup Hubert berdiri di garis terdepan menolak tambang dan kegiatan eksploitasi hutan untuk bisnis jangka pendek. Dia tidak bicara dari mimbar, tetapi memindahkan altar gereja ke lokasi tambang. Dia pimpin misa di Serise (tambang mangan) dan pantai Nangarawa (calon tambang pasir besi). Lantaran itu, dia dibenci dan disindir. (Admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *