Uskup Petrus Turang, Pr: Tahbisan Merupakan Peralihan dari Nyawan Duniawi ke Nyaman Ilahi

KUPANG,NTT,KITAKATOLIK.COM—Melalui tahbisan, orang-orang yang ditahbiskan mendapatkan  perlengkapan untuk beralih dari kawasan nyaman duniawi kepada kenyamanan ilahi.

“Kalian putra-putraku mendapat perlengkapan untuk beralih dari kawasan nyaman duniawi seperti kuasa dan uang, kepada kawasan nyaman ilahi berupa persembahan diri dan pengorbanan dengan melayani umat dengan segenap hati,” kata Uskup Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, Pr kepada 11 orang imam baru yang segera ditahbiskan di Gereja Paroki Sancta Familia Sikumana, Kupang, Selasa (2/2/2021).

Melalui tahbisan, kata Uskup, para imam ditempatkan Kristus dalam pertarungan terus-menerus untuk mengembangkan sanubari yang berbudi luhur, dalam bingkai semangat Injil, semangat Yesus Kristus sendiri  yang menjelma menjadi manusia dan mempersembahkan diriNya demi tebusan orang banyak. Ia hidup, menderita hingga wafat, dimakamkan dan bangkit.

Semangat injil, lanjutnya,  harus menjadi pusat peduli seluruh pelayanan imamat, melampaui penampilan diri menurut gaya duniawi.

“Tentu saja, kalau kamu sudah ditahbiskan imam, kamu jalan di toko-toko, di pasar-pasar, tidak seperti seorang pemuda yang cari penampilan gaya hidup supaya menarik orang. Tapi kamu hidup sungguh-sugguh sebagai seorang pemimpin yang menarik karena  kehidupan yang baik,” katanya.

Diakui tak mudah melaksanakan tugas mulia tersebut karena terikat dalam kerapuhan dan kelemahan manusiawi.

“Namun berusahalah agar hidup kita mendapatkan kekuatan rahmat Tuhan. Karena itu doa, ofisi, Perayaan Ekaristi setiap hari, selalu merupakan puncak utama dari kehidupan kita sebagai seorang imam,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Uskup Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang Pr menahbiskan 11 orang imam baru. Kesebelas orang imam baru tersebut berasal dari projo Kupang dan imam biarawan Ordo Cordis Mariae Filii (CMF) atau Kongregasi Misionaris Putera Hati Kudus Bunda Perawan Maria. CMF lebih dikenal dengan Tarekat Misionaris Claretian.

Yang menjadi imam projo adalah RD  Yohanes Sani Keraf, Martinus Sonda, Xaverius Timo Alupan, Paulus Ito Bari, Bernardus Robert Ujan, Yohanes Pius Tasa’au, dan Guido Naikofi. Sementara dari Ordo CMF adalah Agustinus Harun Weruin, Metodius Manek, Patrisius Weka Batior, dan Yeremias Nardin CMF. (admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *