UEA,KITAKATOLIK.COM—Vatikan membuka kedutaan pertamanya di Uni Emirat Arab (UEA) pada Jumat (4/2/2022). Menurut Uskup Agung Edgar Peña Parra, Pengganti Sekretariat Negara Vatikan, kehadiran Nunsiatur Apostolik yang baru ini merupakan bukti lebih maju lagi dari perhatian dan kepedulian Bapa Suci bagi semua orang di UEA.
“Adalah keinginan tulus Paus Fransiskus bahwa bangunan ini akan membantu perwakilan kepausan dalam menjalankan misinya ke Uni Emirat Arab dan komunitas Katolik setempat,” kata Peña Parra yang datang dari Vatikan untuk meresmikan pendirian bangunan tersebut.
Asal tahu, Nunsiatur Apostolik adalah misi diplomatik Takhta Suci yang dipimpin oleh seorang nunsius yang merupakan utusan kepausan yang terakreditasi untuk pemerintahan sipil.
“Arti pembukaan nunsiatur di negara ini sangat sederhana: bahwa Bapa Suci akan memiliki rumah di sini. Dia akan memiliki sebuah rumah, dan pada saat yang sama akan menjadi perwakilan diplomatik Takhta Suci di Abu Dhabi,” kata Peña Parra dalam sebuah wawancara selama perjalanannya seperti dilaporkan Courtney Mares dari Catholic News Agency (CNA).
Menurut dia, pembangunan kedutaan ini memiliki makna spiritual, yaitu kedekatan Bapa Suci dengan UEA dan pada saat yang sama merupakan peningkatan dalam hubungan antara kedua negara, Takhta Suci dan UEA.
Hadir dalam pembukaan tersebut Noura Al Kaabi, menteri kebudayaan UEA, dan Omar Ghobash, asisten menteri kebudayaan dan diplomasi publik. Hadir juga pejabat pemerintah UEA lainnya.
Peña Parra mengucapkan terima kasih kepada menteri luar negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan kepada otoritas sipil yang memungkinkan pembukaan nunsiatur tersebut.
Pembukaan nunsiatur apostolik di Abu Dhabi dilakukan bertepatan dengan peringatan ketiga “Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama,” yang ditandatangani Fransiskus dengan Ahmed el-Tayeb, Imam Besar al-Azhar,dalam pertemuan antaragama di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.
Pada peresmian nunsiatur, Peña Parra mengatakan bahwa hubungan antara Takhta Suci dan UEA didasarkan pada saling pengertian tentang pentingnya iman dan peran positif yang harus dimainkan agama dalam masyarakat.
“Upaya-upaya ini benar-benar diperlukan hari ini karena kita terus melihat konsekuensi negatif dari penggantian kebenaran transenden tentang pribadi dan ciptaan manusia dengan nilai-nilai yang murni dangkal dan materialistis,” katanya.
Ia berharap, kedutaan baru Takhta Suci ini berfungsi sebagai tempat pertemuan dan dialog untuk kerja sama bilateral antar kedua negara selama bertahun-tahun yang akan datang. (Admin/CNA)